Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Bekraf Creative District, Pemerintah Butuh Ratusan Triliun Rupiah

Kompas.com - 27/09/2019, 18:14 WIB
Murti Ali Lingga,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) kini sedang menyiapkan Bekraf Creative District (BCD) yang akan menjadi pusat ekonomi kreatif

Kepala Bekraf Triawan Munaf mengatakan, untuk mewujudkan rencana yang telah digagas tersebut perlu sumber daya yang besar. Utamanya soal dana pembangunan.

"Bisa ratusan triliun rupiah," kata Triawan kepada awak media di Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Baca juga: UU Ekonomi Kreatif Akan Disahkan, Ini Harapan Bekraf

Triawan tidak menyebutkan secara gamblang berapa besaran dana yang dibutuhkan untuk menghadirkan BCD ke publik. Termasuk sudah berapa dana yang sudah dimiliki untuk ini.

Namun demikian, untuk pendanaan ini akan melibatkan pihak swasta juga. Disamping ada kucuran dana dari pemerintah lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Anggaran dari pemerintah 10 persen. Besarannya belum tahu, sisanya swasta," tuturnya.

Baca juga: Megawati Institute Dukung BKPM dan Bekraf Jadi Kementerian

Dia menuturkan, sejauh ini pihaknya sedang mematangkan konsep BCD bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas/BPN). Proses pembangunan BCD sendiri nantinya akan dilakukan secara bertahap.

"Tahun depan Insya Allah sekarang kita sedang bikin konsepnya dengan Bappenas. Lalu kita tentukan tempatnya di mana lokasinya, apa yang akan kita dahulukan dari subsektor, apa saja yang akan dibangun. Jadi memang ini perjalanan yang enggak bisa pendek," jelasnya.

Triawan memastikan BCD akan dibangun di Pulau Jawa dan diperkirakan membutuhkan ribuan hektar lahan.

Pada kawasan BCD nantinya akan ada enam subsektor yang dikembangkan, yaitu kuliner, fesyen, kriya, film, musik, dan gim. Dengan sentralisasi para pelaku ekonomi kreatif tersebut, pemerintah berharap akan lebih banyak lagi kontribusi terhadap pendapatan negara.

"Kita ingin konsentrasi satu subsektor dulu, jadi jangan kita mau semua tapi enggak jadi apa-apa," sebutnya.

Baca juga: Capai Rp 104,7 Triliun, Anggaran Polri 2020 Terbesar Ketiga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com