Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Baik Bayar Tagihan Kartu Kredit Ketimbang Utang Lainnya, Mengapa?

Kompas.com - 27/10/2019, 07:00 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Setuju atau tidak, hidup akan terasa kurang nikmat ketika utang ada di mana-mana. Mau bersenang-senang saja rasanya sangat sulit.

Bayangkan kalau kreditur tiba-tiba menelpon saat Anda sedang bersenang-senang. Suasana hati yang tadinya bagus pasti akan berubah menjadi buruk alias bad mood.

Kondisi akan semakin buruk lagi ketika bank menyuruh Anda untuk segera melunasi salah satu utang. Contohnya saja utang kartu kredit. Jika utang tidak segera dilunasi, maka barang-barang kesayangan akan disita oleh pihak bank. Sangat tidak mengenakkan, bukan?

Satu yang menjadi pertanyaan, bagaimana kalau ternyata Anda mempunyai banyak pembayaran dalam satu bulan? Jadi, apa yang dibayar tidak hanya sekadar utang kartu kredit saja, tapi juga tagihan-tagihan lainnya.

Lalu, utang mana yang sebaiknya dibayarkan terlebih dahulu? Bayar utang kartu kredit dulu atau utang yang lain? Untuk tahu jawabnya, simak ulasan berikut seperti dikutip dari Cermati.com.

Dampak Cicilan Kartu Kredit yang Menunggak

1. Utang akan Semakin Sulit Lunas

Sekali terkena jebakan utang kartu kredit, percayalah kalau ini tidak akan selesai begitu saja jika mengabaikan komitmen untuk disiplin membayar tagihan dan bijak menggunakan kartu kredit. Utang bisa semakin bertambah setiap bulan.

Pembayaran cicilan yang awalnya hanya Rp 500.000 per bulan berubah menjadi jutaan rupiah untuk bulan depan. Jumlah yang semakin besar ini disebabkan karena adanya pembebanan biaya cicilan dari bulan lalu ke bulan sekarang. Jadi wajar kalau jumlah yang dibayar bertambah dua kali lipat.

Jika ingin mengurangi utang, coba bayar cicilan secara tepat waktu. Bila perlu sebelum tanggal jatuh tempo tiba untuk mencegah terjadinya lupa bayar. Sebab bukannya tidak mungkin Anda lupa bayar karena terlalu sibuk pada hari yang bersangkutan.

2. Beban Bunga Bertambah Besar

Kalau yang satu ini sudah pasti dan tidak bisa dielakkan lagi bahwa beban bunga makin menumpuk jika tak bayar tagihan tepat waktu. Bahkan pembayaran cicilan secara tepat waktu saja tetap akan dikenakan suku bunga walau persentasenya tidak sebesar ketika Anda terlambat membayar utang.

Perlu diketahui, bunga cicilan kartu kredit yang dibayar setiap bulan berbeda antara bulan ini dengan bulan sebelumnya atau berikutnya. Sebab besarnya bunga yang dibayar akan dihitung berdasarkan jumlah utang.

Nah, ketika Anda tidak membayar cicilan atau hanya membayar minimum payment saja, maka jumlah bunga pada bulan depan akan lebih besar daripada bulan sebelumnya.

Hal ini tentu akan membuat Anda semakin kesulitan membayar cicilan kartu kredit. Jika membayar tagihan utang pokok saja sulit, apalagi kalau ditambah bunga yang besar. Pasti bikin makin pusing.

3. Riwayat Kredit Menjadi Buruk

Pembayaran cicilan sangat memengaruhi riwayat kredit. Jika cicilan dibayar secara teratur, maka riwayat cicilan akan baik. Tetapi jika tidak, maka riwayat pembayaran cicilan kartu kredit menjadi buruk.

Jika riwayat cicilan sudah terlanjur buruk, hal ini akan memengaruhi fleksibilitas Anda saat ingin mengajukan cicilan atau pinjaman baru di masa mendatang. Bank akan lebih sulit menyetujui pengajuan baru karena potensi munculnya kredit macet sudah pasti ada. Tentunya bank tidak akan mau mengambil risiko terhadap hal ini.

Sulitnya mengajukan pinjaman tidak hanya pada bank tempat Anda mempunyai utang kartu kredit, tetapi juga pada bank lain. Sebelum memberi pinjaman, bank akan mengecek jejak kredit terlebih dahulu di Bank Indonesia. Apabila kredit macet pernah terjadi, pengajuan pinjaman sudah pasti ditolak.

4. Pemblokiran Kartu Kredit oleh Bank

Salah satu cara yang bisa dicoba apabila utang kartu kredit tak kunjung lunas adalah menutupnya. Penutupan ini bertujuan untuk mencegah timbulnya utang baru yang dapat memperburuk kondisi finansial saat ini.

Sangat disayangkan memang, tetapi mau bagaimana lagi. Cara ini justru akan sangat menolong Anda dari potensi munculnya hutang yang baru.

Anda yang dulunya sering bertransaksi dengan kartu kredit kini harus merelakan kepergian kartu sakti ini untuk sementara waktu. Dengan demikian, Anda bisa fokus membayar hutang-hutang yang tersisa.

Tetapi tenang, Anda bisa kembali mengajukan pembuatan kartu kredit di masa mendatang. Hanya saja, prosedur pembuatannya akan sangat lama karena bank akan sangat mempertimbangkan pengajuan baru ini. Selain itu, limit yang diberikan juga tidak bisa sebesar kartu kredit lama.

Baca Juga: Cara Pintar Kelola Utang Agar Tak Jadi Utang Buruk

Dampak Pembayaran Tagihan Utang Lain yang Menunggak

1. Wajib Membayar Denda

Berbeda dengan kartu kredit yang membebankan bunga besar kepada nasabah yang terlambat membayar cicilan. Untuk tagihan biasa, Anda hanya perlu membayar denda keterlambatan yang jumlahnya cukup bervariasi antara tagihan yang satu dan yang lain.

Besarnya denda yang dibayar mengacu pada kebijakan masing-masing kebijakan perusahaan yang menagih. Tetapi tenang, biaya denda yang dibayar tidak sebesar bunga kartu kredit. Pembayaran denda bisa dikatakan cukup terjangkau.

Meski terjangkau, bukan berarti Anda jadi telat membayar tagihan ya! Jika tagihan bisa dibayarkan tepat waktu, bayarkan secara tepat waktu. JIka tidak, lebih baik terapkan sistem pembayaran autodebet secepat mungkin.

2. Pembayaran Tagihan Jadi Dua Kali Lipat

Sama seperti kartu kredit. Apabila tagihan bulan ini tidak bisa dibayar, maka besarnya biaya akan dibebankan pada tagihan di bulan berikutnya. Biaya yang dibayarkan nanti sudah termasuk biaya denda keterlambatan dan administrasi.

Jika tanggal pembayaran tagihan sudah hampir dekat, sebaiknya bayarkan tagihan dengan segera. Jangan tunggu sampai tagihan jatuh tempo karena Anda tidak pernah tahu apa yang terjadi di hari esok. Bisa saja Anda mendadak sibuk sehingga tidak sempat membayar.

Untuk mempermudah proses pembayaran, gunakan sistem autodebet atau aplikasi membayar tagihan. Kurang dari 5 menit saja, maka tagihan bisa dibayar lunas asalkan saldo yang ada di dalam aplikasi mencukupi.

3. Akan Kesulitan Mengatur Finansial

Mengatur finansial akan bertambah sulit ketika Anda mempunyai banyak utang, meskipun pada dasarnya jumlah utang sangatlah kecil. Karena kalau hutangnya digabung, maka jumlahnya bisa menjadi sangat besar.

Terlebih lagi kalau utang bulan lalu juga tidak bisa dibayar. Jangan pernah menyepelekan utang yang jumlahnya kecil. Meskipun kecil, jumlahnya ini akan tetap berpengaruh pada kondisi finansial saat ini.

Agar hal ini tidak terjadi secara berkelanjutan, sebaiknya buatlah pengalokasian dana khusus untuk masing-masing utang sejak awal. Dengan demikian, tugas akan semakin berkurang karena Anda tidak perlu mengalokasikan dana saat utang jatuh tempo.

Kelokas Utang dengan Baik

Lebih baik mana, mendahulukan pembayaran cicilan kartu kredit atau tagihan lain? Jawabannya bayar keduanya secara bersamaan. Anda tidak perlu mendahulukan pembayaran yang satu dan mengabaikan pembayaran lain.

Apalagi kalau tanggal jatuh tempo pembayaran hanya berselang satu atau dua hari saja. Coba disiplinkan diri saat membayar kewajiban untuk mencegah pembengkakan utang. Oleh karena itu, mengelola utang dengan baik sangat penting untuk selalu diperhatikan dan dilakukan.

 

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com