JAKARTA, KOMPAS.com - Bisa dibilang, merekrut kandidat berpotensi susah-susah gampang. Sebab, manajer perekrutan di Indonesia masih belum mengenali betul bagaimana caranya mengukur potensi calon karyawan.
Survei terbaru Robert Walters Indonesia menemukan, 42 persen manager perekrutan di wilayah Asia Tenggara masih enggan mengembangkan strategi perekrutan karena masalah kurangnya pengetahuan terhadap cara menilai potensi seseorang.
"Alasan ini juga menjadi alasan utama manajer rekrutmen tidak mempekerjakan karyawan profesional berdasarkan potensinya," ujar Country Manajer Robert Walters Indonesia Eric Mary di Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Baca juga : Dipecat? Begini Cara Menjelaskannya Saat Wawancara Kerja
Di sisi lain, merekrut kandidat potensial sangat penting bagi pertumbuhan perusahaan. 94 persen dari manajer perekrutan di Asia Tenggara mengakui, karyawan yang dipekerjakan berdasarkan potensi telah menjadi karyawan berkualitas di perusahaan.
Lalu bagaimana cara mulai merekrut kandidat potensial? Untuk itu, simak tips cara merekrut kandidat potensial berdasarkan pengalaman para responden survei yang telah sukses merekrut mereka.
Sebelum merekrut, Anda harus bisa memastikan deskripsi pekerjaan yang Anda cantumkan di lowongan kerja serealistis mungkin.
"Sebelum mengiklankan suatu posisi, penting untuk memahami apa yang tersedia di pasar," kata Eric.
Untuk memahami kandidat yang tersedia, Ada bisa mencarinya di saluran sosial seperti Linkedin bahkan berbicara dengan konsultan perekrutan.
"Hal tersebut akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perkiraan kumpulan bakat, keterampilan yang tersedia, dan gaji yang diminta kandidat," ujar Eric.
Selain memastikan deskripsi pekerjaan serealistis mungkin, Anda juga harus membedakan kriteria menjadi 2 hal, yakni mana yang harus dimiliki kandidat (must to have) dan mana yang menjadi persyaratan sekunder (nice to have).
Misalnya untuk merekrut seorang pengembang, apakah benar-benar perlu bagi pengembang untuk memiliki pengalaman coding dalam lebih dari satu bahasa? Atau bisakah mereka mengambil keterampilan atau pengalaman lain di tempat kerja?
"Dengan membedakan 2 hal itu, akan lebih mudah bagi Anda untuk menyaring semua CV yang masuk sehingga pekerjaan lebih efisien. Tapi ingat, sisakan ruang untuk karyawan berpotensi besar," saran Eric.
Calon yang sering berpindah-pindah pekerjaan alias "bunglon" dalam beberapa tahun terakhir biasanya sering tersisih pada putaran pertama penyaringan kandidat.
Alih-alih menyisihkan, Anda bisa melihat lebih dalam dan mencoba memahami alasan para kandidat di balik "kelemahan" tersebut.
Kandidat yang berpindah-pindah tempat mungkin saja memiliki alasan tersendiri, misalnya keadaan keluarga atau perubahan dalam struktur manajemen.