Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Minta Pengusaha Tak Risaukan Perekonomian Global

Kompas.com - 31/10/2019, 15:13 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta para pelaku bisnis dan pasar untuk tidak meresahkan dinamika perekonomian global.

Sebab menurutnya, Indonesia memiliki ketahanan, terermin dari pertumbuhan ekonomi yang bisa dijaga di atas 5 persen.

Terjaganya momentum pertumbuhan ekonomi disebabkan pasar Indonesia cukup besar. Hal itu bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.

"Kami bertiga (Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan) ini berikan sinyal bahwa bagus, 5 persen itu adalah potensi yang besar. Kami ingin tekankan, jangan ikut gloomy, karena ini sangat psikologi driven," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Otoritas keuangan pun menyadari akan tantangan kondisi perekonomian global saat ini. Terutama, dengan kian melambatnya indikator-indikator perekonomial global, seperti pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global.

Baca juga: Investor Minta Kabinet Baru Prioritaskan Dua Hal Ini

Tahun ini, otoritas keuangan dunia telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi sebanyak empat kali sejak awal tahun menjadi hanya 3 persen.

Adapun untuk volume perdagangan global diprediksi hanya akan tumbuh 1 persen tahun ini.

Namun demikian, Sri Mulyani menekankan dasar dari kegiatan perekonomian globalmasih cukup baik.

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, meski melambat namun masih mengalami ekspansi. Hal tersebut didukung dengan penyerapan tenaga kerja yang masih besar, juga angka inflasi yang cenderung rendah, yaitu sebesar 2 persen.

Sementara China meski mengalami gejolak, pertumbuhan ekonominya pun masih terjaga di level 6 persen.

"Tapi kenapa ada akselerasi dari ekspektasi negatif, penyebab adanya trade war, akibat Trump memengaruhi psikologis dunia, dari awalnya Amerika Serikat adalah negara yang open, enjoy globalisasi, tiba-tiba berubah arah, dan sebelumnya masih belum bisa dicerna," jelas Sri Mulyani.

"Sekarang Partai Republik yang tadinya sangat terbuka menjadi sangat mengintervensi dan memproteksi, sehingga menimbulkan ketidakpastian ke psikologis," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com