Sementara itu, biaya pengadaan gas yang merupakan harga pokok pembelian, biaya operasional, dan nilai tukar terus meningkat.
Selain itu, inflasi dan Upah Minimum Regional (UMR) ikut berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
“PGN juga berkomitmen untuk tidak membebani keuangan negara yang terwujud dengan kegiatan bisnis hilir yang dilakoni PGN adalah kegiatan bisnis migas bebas subsidi,” ujar Rachmat.
Dengan beban biaya yang terus meningkat, tentunya ruang bagi PGN untuk mengembangkan infrastruktur gas bumi menjadi makin terbatas.
Pasalnya, ujar dia, sebagian besar pembangunannya adalah menggunakan dana internal korporasi.
Sementara itu, sentra-sentra industri baru seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur banyak yang belum terjamah gas bumi.
Hingga kini, PGN telah membangun jaringan gas hingga lebih dari 10 ribu kilometer (km).
Panjang pipa gas PGN itu hampir dua sampai empat kali lipat dibandingkan jaringan gas di wilayah Asia Tenggara.
Menurut Rachmat, semakin panjang jaringan pipa yang dikelola oleh suatu badan usaha, maka biaya pengelolaan dan perawatannya menjadi besar.
“Setiap tahun, biaya komponen itu juga terus naik. Rencana penyesuaian harga gas yang akan dilakukan oleh PGN, lanjutnya, juga sudah dikaji secara matang dengan memperhitungkan banyak aspek, termasuk dari sisi kemampuan konsumen industri sendiri,” ujarnya.
Sebagai pionir pemanfaatan gas dan pembangunan infrastruktur gas bumi, PGN selama ini telah mengambil banyak risiko, seperti pasokan maupun pasar yang cenderung fluktuatif dan tidak pasti.
Untuk memitigasinya, PGN telah membangun terminal LNG di beberapa lokasi untuk meregasifikasi LNG yang berasal dari berbagai sumber.
Selain itu, pengembangan infrastruktur gas bumi akan diarahkan untuk mendukung program pemerintah, khususnya di bidang industri untuk menunjang pengembangan kawasan-kawasan industri sesuai dengan road map nasional.
Pengembangan industri hilir ke depan, lanjut dia, diprioritaskan pada keberlangsungan investasi hilir gas bumi serta mempertimbangkan daya beli industri nasional.
“Hal itu sejalan dengan paradigma pemerintah yang menempatkan gas bumi dapat menjadi driver pertumbuhan ekonomi,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.