JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan bahwa maskapai penerbangan Sriwijaya Air bukan lagi bagian dari maskapai milik pemerintah tersebut.
Dalam keterangan yang diperoleh Kompas.com, Kamis (7/11/2019), Direktur Perawatan dan Servis Garuda Indonesia Iwan Joeniarto menyatakan hal itu terjadi karena kesepakatan antara Garuda Indonesia dan pemegang saham Sriwijaya Air kembali menemui jalan buntu.
"Karena kondisi dan hal tertentu yang membuat kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan, dengan ini kami sampaikan bahwa pemilik Sriwijaya kembali menarik diri," tulis Iwan.
Dalam keterangan tersebut juga dikatakan bahwa hubungan antara Garuda dan Sriwijaya Air akan dikaji ulang secara business to business.
Baca juga : Garuda: Sejak Kerja Sama, Sriwijaya Sudah Cicil Utang Rp 436 Miliar
Kompas.com mencoba mengonfirmasi VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan. Namun hingga berita ini diturunkan, Ikhsan belum juga memberikan jawabannya.
Sementara itu dari situs penerbangan Flightradar24.com, pagi ini hanya ada satu unit pesawat Sriwijaya Air yang terbang, yakni SJY 585 rute Makassar-Jakarta dengan nomor seri pesawat PK-CRE.
Pesawat Sriwijaya Air lainnya tidak tertangkap dalam pantauan situs penerbangan tersebut.
Hubungan antara Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air mengalami putus-sambung. Sebelumnya, hubungan dua maskapai tersebut memburuk karena pemegang saham Sriwijaya Air merombak jajaran direksi maskapainya.
Direksi yang diganti itu adalah mereka yang berasal dari Garuda Indonesia sebagai bagian dari kerja sama operasi (KSO) dengan Sriwijaya Air. Dampaknya, Garuda Indonesia melalui GMF menarik dukungan layanan perawatan pesawat milik Sriwijaya Air sehingga 18 pesawat maskapai ini tidak boleh terbang.
Baca juga : Ini Alasan Garuda dan Sriwijaya Air Kembali Rujuk
CItilink selaku anak usaha Garuda juga mengajukan gugatan kepada Sriwijaya Air karena terhentinya KSO.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.