Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri E-commerce Indonesia Diprediksi Terus Tumbuh

Kompas.com - 14/11/2019, 12:10 WIB
Rina Ayu Larasati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan industri e-commerce Indonesia dipandang tengah dalam kondisi pesat. Ekspansi bisnis pun masih terbuka lebar.

Hal ini diungkap SIRCLO dalam laporan berjudul “Navigating Market Opportunities in Indonesia’s E-Commerce."

"Di Indonesia, kami melihat masih banyak pemain lokal yang memiliki potensi bertumbuh pesat, yang apabila kita dukung dengan teknologi dan kolaborasi informasi seperti ini mampu memaksimalkan potensi dan ekspansi bisnis mereka,” ucap Chief Executive Officer dan Co-Founder SIRCLO, Brian Marshal saat ditemui di Kantor SIRCLO di Green Office Park, BSD City, Rabu (13/11/2019).

Berdasarkan data SIRCLO, tercatat adanya kenaikan 200 persen dalam investasi digital di Indonesia dari tahun ke tahun.

Baca juga: Kejar Target KUR, Pemerintah Minta E-commerce Bimbing UMKM

“Kenaikan jumlah dan nilai investasi ini paling jelas terlihat pada sektor e-commerce yang menyumbang 58 persen dari total nilai investasi keseluruhan tahun 2018 atau sekitar 3 miliar dollar AS (setara sekira Rp 42 triliun), diikuti sektor transportasi sebesar 38 persen,” kata Brian.

Menurut Brian, kenaikan jumlah investasi ini terjadi berkat unicorn e-commerce Tanah air seperti Tokopedia dan Bukalapak yang berhasil menarik perhatian berbagai investor luar dan dalam negeri.

Misalnya, Tokopedia yang mengantongi investasi senilai 1,1 miliar dollar AS (Rp 15,4 triliun) dari Alibaba di akhir tahun 2018 dan Bukalapak yang mendapat suntikan dana dari Mirae dan Naver Corp senilai 50 juta dollar AS (Rp 700 miliar) di kuartal pertama tahun 2019.

Penjualan ritel e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai 15 miliar dollar AS atau setara Rp 210,8 triliun) pada 2018 dan akan meningkat lebih dari empat kali lipat pada tahun 2022 menyentuh angka 65 miliar dollar AS atau Rp 913,6 triliun.

“Hal ini membuat ritel online yang tadinya hanya menyumbang 8% penjualan total pada tahun 2018 akan menembus 24 persen di tahun 2022," ujar Brian. 

Baca juga: Mendag Imbau Peritel Nasional Terjun ke E-commerce

Brian menambahkan, melihat data-data internal maupun eksternal, pertumbuhan e-commerce di Indonesia di tahun 2019 masih sangat positif. Bahkan, beberapa tahun mendatang, akan berkembang menjadi 8 hingga 10 kali lipat.

Dalam laporannya, SIRCLO menyebutkan ada beberapa tantangan dan peluang yang patut difokuskan semua pihak.

"Solusi mendalam dari para pemain-pemain utama e-commerce diperlukan untuk menjawab beberapa tantangan utama, seperti kendala logistik terhadap wilayah luar Jawa, banyaknya penduduk yang belum memiliki rekening, dan variasi produk dalam pasar," tambahnya.

"Mujurnya, sekarang sudah tersedia berbagai solusi e-wallet yang bisa memudahkan transaksi dengan bank. Namun dari segi logistik dan variansi produk, kami merasa perlu ada dukungan dari pemerintah dan pemain e-commerce untuk memberdayakan brand-brand lokal yang berpotensi," kata Brian. 

Baca juga: Mendag Ingin Ada Hari Khusus e-Commerce Jual Produk Lokal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com