Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edhy Prabowo Ingin Sulap Kapal Illegal Fishing Jadi RS Terapung

Kompas.com - 23/12/2019, 15:44 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mewacanakan kapal illegal fishing yang berukuran besar 3.000 gross tonage (GT) akan disulap menjadi kapal yang melayani di bidang kesehatan, contohnya Rumah Sakit Terapung.

"Atau kami kasih ke kesehatan. Kalau kapal besar bisa dijadikan rumah sakit terapung. mungkin lebih efektif sebagai itu," ujar Edhy ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Jakarta, Senin (23/12/2019).

Mengenai kapal tersebut, pihak KKP telah berkoordinasi dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk memastikan kapal illegal fishing yang akan dihibahkan akan tepat sasaran. Dan memberi nilai manfaat kepada masyarakat dan juga negara.

Baca juga: Penenggelaman Kapal Dihentikan, Jangan Sampai Bos Illegal Fishing Bersorak

"KKP sudah menyerahkan ini kepada kewenangan menteri keuangan dan dia sudah setuju. Tinggal target sasaran yang kami butuh masukan. Karena target sasaran ada kekhawatiran, jangan sampai begitu kami serahkan nanti disalahgunakan, dijual. Kami atur langkah harus ada pengawasan dan pendampingan," jelasnya.

Edhy menjelaskan, untuk mendapatkan kapal illegal fishing ini bila dari lembaga atau kementerian maka langsung diproses lebih cepat. Lain halnya, apabila pelaku usaha atau pihak ketiga.

"Kalau dari menteri keuangan kalau diserahkan kepada lembaga pemerintahan saja lebih mudah tapi kalau ke pihak ketiga itu harus melalui proses. Prosesnya tidak terlalu sulit tapi memang harus diikuti semua," katanya.

Baca juga: Berapa Besar Kejahatan Illegal Fishing Buruan Interpol yang Ditangkap Indonesia?

"Jadi, misalnya diserahkan kepada nelayan melalui Koperasi harus dipastikan ini punya nilai tambah, bisa menghasilkan buat nelayan. karena kapal itu rata-rata ukurannya besar," lanjut politisi Partai Gerindra ini.

Saat ini terdapat 72 unit kapal illegal fishing yang telah ditahan oleh pemerintah, dan 46 unit mendapat izin dari Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk dihibahkan.

"Kapalnya itu yang siap ada 46 tapi berapa puluhnya itu yang siap. Sudah ada di Batam 29. jadi dari 72, 46 yang ready," ucapnya.

Baca juga: Akhir Nasib Satgas 115, Tim Pemburu Kapal Maling Ikan Bentukan Susi

Dari 72 unit kapal ilegal fishing, dua di antaranya dimanfaatkan oleh KKP.

"Ada yang 100 GT rata-rata. ada yang 3.000 GT tapi sudah menjadi milik KKP, ada dua kapal. Tapi kami lihat ini masih ada beberapa yang mau kami pastikan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

Work Smart
APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

BrandzView
Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

Whats New
Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

Whats New
Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

Whats New
IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com