Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libur Natal dan Tahun Baru, Stok Daging Ayam dan Sapi Aman

Kompas.com - 23/12/2019, 19:47 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020, Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) memastikan stok pangan asal hewan yang terdiri dari daging ayam, telur ayam dan daging sapi dalam kondisi aman.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH Syamsual Ma'arif mengatakan berdasarkan data Ditjen PKH sesuai laporan realisasi produksi secara online dari para pelaku usaha perunggasan, potensi produksi tahun 2019 serta data konsumsi daging ayam ras sesuai hasil Kajian Konsumsi Bahan Pokok (Bapok) BPS 2017 sebesar 12,13 kilogram per kapita per tahun dan diperkirakan kebutuhan daging ayam tahun 2018 sebesar 3.251.745 ton.

Sementara itu, ketersediaan daging ayam adalah 3.488.709 ton.

"Dalam tahun 2019 ini terdapat surplus produksi daging ayam sebesar 236.964 ton atau rata-rata surplus sebesar 19.747 ton per bulan," ujarnya di Jakarta, Senin (23/12/2019).

Baca juga: Harga Daging Ayam Ras dan Rokok Sebabkan Inflasi Oktober 2019

Syamsul juga menjelaskan surplus atau kelebihan jumlah ini selain sebagai buffer Stock juga berpotensi menjadi sumber devisa melalui ekspor ataupun diolah menjadi produk olahan untuk menambah nilai jualnya.

Terkait kondisi stok telur ayam ras, Syamsual menjelaskan, berdasarkan hasil kajian Rim Analisa dan Asitensi Supply-Demand Ditjen PKH tahun 2019 serta data konsumsi telur sesuai dengan hasil kajian konsumsi Bapok BPS 2017 sebesar 17,69 kilogram per kapita per tahun dan diperkirakan ketersediaan telur ayam ras di Indonesia sebesar 4.753.384 ton dan angka kebutuhan sebesar 4.742.240 ton.

"Hal ini berarti masih ada neraca surplus sebesar 11.143 ton atau 929 ton per bulan. Mengenai surplus ini dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah melalui pengembangan industri olahan telur dalam negeri dan dapat dijadikan komoditas untuk ekspor," jelasnya.

Baca juga: Harga Cabai hingga Telur Ayam Merosot Picu Deflasi

Selanjutnya kebutuhan daging sapi berdasarkan produksi dalam negeri sebesar 404.590 ton yang dihasilkan dari 2,02 juta ekor sapi yang dipotong.

Berdasarkan data tersebut masih diperlukan tambahan sebanyak 281.681 ton yang dipenuhi melalui impor, yaitu impor sapi akan setara 99.980 ton, impor daging sapi 92.000 ton dan daging kerbau 100.000 ton. Dari impor tersebut ada buffer stock sebanyak 10.299 ton.

"Adapun khusus untuk Desember 2019 ini kita masih ada stock 75.735,76 ton yang terdiri dari stok daging sapi lokal, stok sapi yang akan di feedlotter, stok daging dan jeroan di gudang importir, stok daging kerbau di Bulog dan stok daging sapi tambahan di Berdikari. Dengan kebutuhan daging sebesar 56.538 ton maka pada bulan Desember 2019 ini masih ada surplus sebesar 19.197,76 ton," tambahnya.

Baca juga: Kemendag : Daging Impor Wajib Penuhi Persyaratan Halal

Syamsul juga menjelaskan, pemerintah telah melakukan upaya untuk menjaga ketersediaan serta stabilitas harga pangan yang memperhatikan beberala aspek penting yaitu kecukupan stok, distribusi dan kenaikan permintaan.

"Kami berharap ketersediaan stok pangan asal hewan aman, sehat, utuh dan halal serta cukup dan harga stabil, maka masyarakat dapat merayakan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 dengan sukacita," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com