JAKARTA, KOMPAS.com - Imbas banjir yang menerjang Jakarta dan sekitarnya membuat permintaan jasa binatu alias laundry meningkat tajam.
Ini karena para korban banjir lebih memilih menggunakan jasa laundry ketimbang mencuci baju sendiri setelah banjir surut.
Ketua Umum Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI), Apik Primadya, tak menapik jika ada lonjakan permintaan jasa laundry pasca banjir yang menggenang sejumlah kawasan di Jabodetabek.
"Kalau order memang lumayan ya dampaknya bagi laundry, membludak (permintaan) cucian, luar biasa (kenaikannya). Kebetulan posisi saya di luar kota, tapi kabar dari teman-teman asosiasi maupun di tempat usaha laundry saya sendiri, naiknya sampai di atas 40 persen," kata Apik kepada Kompas.com, Jumat (3/1/2020).
Kenaikan tersebut, sambungnya, di luar kenaikan permintaan jasa cuci baju di luar musim libur Natal dan tahun baru, dimana musim tersebut permintaan jasa binatu sedang tinggi-tingginya.
Diungkapkannya, lonjakan permintaan jasa laundry relatif merata di Jabodetabek.
Meski permintaannya naik drastis, tak semuanya bisa dilayani. Menurutnya, sejumlah tempat usaha binatu juga banyak yang ikut terendam banjir.
Baca juga: Mengintip Sukses Singapura Naturalisasi Sungai Atasi Banjir
"Laporan dari teman-teman asosiasi, banyak juga tempat cuci yang terendam banjir seperti di Duri Kosambi dan tempat lainnya, itu kendalanya," jelas Apik.
Selain itu, pihaknya juga mencoba membantu korban banjir dengan harga khusus guna meringankan beban warga terdampak.
"Ini inisiatif teman-teman laundry bantu warga korban banjir. Ada harga khusus kita kasih diskon 50 persen di beberapa tempat," ujar Apik
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.