JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak kembali melambung imbas dari ketegangan yang terjadi di Timur Tengah.
Kali ini giliran serangan rudal Iran ke markas gabungan Amerika Serikat di Irak menjadi sentimen pendongkrak harga minyak dunia.
Mengutip dari CNBC, harga minyak jenis west texas intermediate (WTI) sempat menyentuh angka 65,5 dollar AS per barel atau naik 4,5 persen pada Selasa (7/1/2020) malam waktu setempat. Angka tersebut menjadi yang tertinggi sejak April tahun lalu.
Baca juga: Iran Tembakan Rudal ke Markas Militer AS, Rupiah Langsung Melemah
Hal serupa juga dialami minyak jenis brent, naik 4,2 persen ke level 71,24 dollar AS per barel.
Serangan terhadap markas AS di Irak tersebut dikonfirmasi oleh Pentagon. Perisitiwa ini terjadi pada Selasa, 17:30 waktu setempat, dimana dilaporkan telah terjadi penembakan puluhan rudal ke pangkalan udara gabungan AS - Irak.
Akibat serangan ini, White House meyakini bahwa harga minyak dunia akan semakin melonjak.
Bahkan lembaga keuangan asal AS, Firm Capital, meyakini bahwa harga minyak jenis WTI akan dengan mudah berada di atas 70 dollar AS per barel pada pembukaan pasar waktu setempat.
"(Harga) minyak saat ini harus menunggu laporan korban AS dari serangan ini, hal ini akan berdampak terhadap respon yang akan diberikan AS," ujar John Kilduff dari Again Capital.
Baca juga: AS-Iran Kian Memanas, Ini Dampaknya ke Ekonomi RI
Sementara itu dikutip dari CNN, serangan rudal ini, merupakan aksi balas dendam Iran kepada AS usai serangan roket AS yang menewaskan Qasem Soleimani, kepala Pasukan IRGC Quds akhir pekan lalu.
Secara terbuka, serangan itu diklaim oleh Iran sendiri dan bukan salah satu dari kelompok proksi bangsa di wilayah tersebut.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan