Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buang 10 Hal Ini dari CV demi Raih Pekerjaan Impian

Kompas.com - 14/01/2020, 11:58 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Meraih pekerjaan impian dimulai dari CV beserta surat lamaran. Tentu saja agar perusahaan terpikat pada Anda, CV dan surat lamaran harus ditulis dengan baik.

Perusahaan mengumpulkan CV dan surat lamaran para kandidat guna mempertimbangkan kapan waktu yang tepat untuk mewawancara kandidat yang menjanjikan. Intinya, CV dan surat lamaran digunakan perusahaan untuk menentukan kandidat yang berkualitas.

Jangan sepelekan kesalahan kecil pada CV atau surat lamaran Anda. Sebab, kesalahan kecil saja bisa membuat kesempatan bekerja di perusahaan impian melayang.

Baca juga: Ingin Buat CV tapi Belum Ada Pengalaman Kerja? Begini Caranya

Dilansir dari Business Insider, Selasa (14/1/2020), berikut ini 10 hal yang harus dibuang dari CV Anda agar sukses meraih pekerjaan impian.

1. Pengalaman kerja yang tidak relevan

Menurut pakar karier dan pendiri Résumé Strategists Alyssa Gelbard, pengalaman-pengalaman kerja yang tidak secara langsung relevan dengan pekerjaan yang Anda lamar sebaiknya tidak dicantumkan. Sebaiknya, cantumkan pengalaman kerja yang menunjukkan dimensi, kedalaman, kemampuan, atau keterampilan yang relevan.

Namun, Anda bisa mencantumkan pengalaman kerja yang tidak relevan jika pekerjaan itu benar-benar menunjukkan keterampilan tambahan yang bisa diterjemahkan ke pekerjaan yang Anda lamar.

2. Status pernikahan

Jangan sertakan status pernikahan Anda di dalam CV. Pun sebaiknya tidak mencantumkan agama atau nomor peserta BPJS Kesehatan Anda.

Di masa lalu mungkin hal-hal seperti ini lazim dicantumkan di dalam CV. Akan tetapi, di masa sekarang ini informasi-informasi tersebut dipandang privat oleh banyak orang, kecuali memang status pernikahan dijadikan syarat oleh perusahaan.

Baca juga: 10 Kata yang Harus Dihindari di CV saat Melamar Kerja

3. Hobi

Jika hobi Anda tidak relevan dengan pekerjaan yang Anda lamar, sebaiknya jangan mencantumkannya di CV. Sebab, perusahaan kerap menganggapnya sebagai informasi yang tak perlu dicantumkan dalam dokumen profesional.

4. Kebohongan

CareerBuilder menggelar survei terhadap 2.000 orang manajer HRD terkait kesalahan dalam CV yang selalu diingat. Jawaban paling populer adalah kebohongan.

Menurut Direktur SDM CareerBuilder Rosemary Haefner, kebohongan-kebohongan yang disertakan dalam CV dapat diartikan sebagai usaha yang salah untuk mengompensasi kurangnya kualifikasi spesifik yang diminta dalam lowongan kerja.

Haefner mengungkapkan, kandidat sebaiknya konsentrasi pada keahlian-keahlian yang bisa ditawarkan kepada perusahaan ketimbangkan keahlian yang nyatanya tidak ia miliki.

"Sekitar 42 perusahaan yanh disurvei mengatakan mereka akan mempertimbangkan kandidat yang hanya memiliki tiga dari lima kualifikasi kunci untuk posisi tertentu," ujar Haefner.

Baca juga: 5 Kesalahan yang Sebaiknya Dihindari Ketika Melamar Kerja

5. Usia

Catherine Jewell, penulis buku New Résumé, New Career menuturkan, jika Anda tak ingin memperoleh perlakuan diskriminatif karena usia Anda, sebaiknya hapus usia dari CV Anda atau bahkan tahun lulus kuliah.

6. Lebih dari satu format

Amanda Augustine, pakar karier dan juru bicara TopResume menjelaskan, format dalam CV maupun surat lamaran kerja sama pentingnya dengan kontennya sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com