JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti masih merasa penenggelaman kapal masih lebih efektif untuk sektor kelautan dan perikanan.
Pasalnya, penenggelaman kapal akan memberikan efek gentar maupun efek jera (deterrent effect) bagi nelayan asing yang menangkap ikan ilegal di perairan RI.
Terlebih, RI punya 111 pulau terluar yang kaya sumber daya laut. Beberapa di antaranya bahkan sangat strategis berbatasan dengan negara lain, seperti Natuna. Luasnya laut tak memungkinkan negara memagarinya. Karena itu perlu kewibawaan untuk menjaganya.
"Saya tidak hobi tenggelamlan kapal, tapi saya pikir penenggelaman kapal is the best deterrent effect. Impact-nya kita langsung dapat," ucap Susi di Jakarta, Senin (20/1/2020).
Baca juga: Susi Tidak Setuju Kapal Bercantrang Dikirim ke Natuna
Susi bilang, sayang sekali rasanya bila Undang-Undang yang begitu efektif menyelesaikan persoalan penangkapan ikan ilegal tak digunakan dengan baik.
Dengan penenggelaman secara konsisten, penegak hukum mampu mengusir lebih dari 10.000 kapal asing kurang dari 3 bulan.
"Mengusir lebih dari 10.000 kapal less than 3 months, wah itu luar biasa efektifnya. Bukan karena saya, bukan karena angkatan bersenjata, atau patroli. Tapi karena kita konsisten dan komitmen untuk menenggelamkan," terang Susi.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sensitif dengan kata "Tenggelamkan".
Saat mendengar kosakata yang dipopulerkan pada era Susi Pudjiastuti itu, mimik wajah Edhy langsung menunjukkan raut ketidaksenangan.
Dia pun meminta kepada awak media untuk mengganti kata "tenggelamkan" dengan kosakata yang lain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.