Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Virus Corona, Indonesia Berpotensi Kehilangan Devisa Rp 40,7 Triliun

Kompas.com - 12/02/2020, 20:38 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, dampaknya virus corona terhadap arus lintas orang menimbulkan potensi kehilangan nilai devisa terhadap suatu negara. Termasuk Indonesia yang mulai terasa dampak kerugian karena virus corona yang berasal dari Wuhan, China.

China merupakan wisatawan terbanyak kedua yang berkunjung ke Indonesia. Dari 16,1 juta wisman pada tahun 2019 yang berkunjung ke Indonesia, ada 2,07 juta wisman berasal dari China.

Dari perhitungannya, dalam setahun dampak virus corona tersebut akan mengurangi nilai devisa Indonesia sebesar Rp 40,7 triliun.

Baca juga: Masih Dibayangi Sentimen Virus Corona, Rupiah Ditutup Melemah Tipis

"Jadi, kita nggak nyangka kayak di Bali itu banyak paket hemat. Ternyata spending average-nya lebih tinggi per kunjungan dibandingkan negara lain. Kalau kita kalikan dengan 2,07 juta, devisa yang hilang dari turis RRT dalam satu tahun 2,87 miliar dollar AS atau setara Rp 40,7 triliun," sebut dia di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Pasalnya, wisman asal China di Indonesia saja, lanjut Susi, kerap menghabiskan dana sebesar 1.385 dollar AS per kunjungan. Wajar, jika China masih menjadi harapan Indonesia untuk meningkatkan nilai devisa dari sektor pariwisata.

"Kalau dari sisi lalu lintas orang RRT ini asal wisman terbesar kedua. Dari 16,1 juta wisman, RRT itu 2,07 juta dengan spending average-nya lebih tinggi. Spending per kunjungan 1.385 dollar AS, average lain di luar Tiongkok itu 1.280an," katanya.

Namun, masalahnya begitu cepat penyebaran virus corona yang mulai merambah ke-28 negara, tidak hanya berdampak negatif terhadap turunnya jumlah wisman namun industri penerbangan juga ikut terkena imbasnya.

"Seat yang utilitasnya tidak terisi atau katakan yang lost di sana itu kira-kira 2,1 juta seat dalam satu season. Kalau kita hitung dalam Tiongkok saja dan banyak sekali catatan dari Angkasa Pura II kehilangan beberapa bandara, termasuk Angkasa Pura I," katanya.

Baca juga: Dikaitkan Corona, Grup Lippo Bantah Ada Ribuan TKA China di Meikarta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com