Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Mandiri: Belum Ada Peningkatan Kredit Macet karena Virus Corona

Kompas.com - 05/03/2020, 14:39 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Royke Tumilaar mengatakan, belum ada peningkatan kredit macet (non performing loan/NPL) hingga saat ini akibat wabah virus corona.

"Ini baru sinyal. So far sih belum ada yang jadi NPL (kredit macet)," kata Royke usai rapat bersama di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Kendati demikian, dia mengaku peningkatan kredit macet mungkin saja terjadi karena beberapa sektor seperti pariwisata sudah mulai merasakan dampaknya.

Baca juga: Virus Corona Berdampak ke Kredit Bermasalah? Ini Penjelasan Bank

Hal itu terlihat dari penurunan okupansi hotel karena penutupan penerbangan.

Untuk itu, pihaknya mengaku telah mengambil antisipasi. Apalagi pemerintah telah menggulirkan kebijakan moneter dan fiskal disertai beragam paket kebijakan untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi.

Hal tersebut tentu berpengaruh baik bagi rasio kredit macet.

"Tapi, action itu sudah harus ambil. Kami antisipasi duluan. Enggak harus nunggu macet baru jalan. Ya, misalnya kayak hotel di Bali. Misalnya sudah turun okupansi, masa kita nunggu kredit macet, ya kita bantulah," ujar Royke.

Baca juga: Kurangi Dampak Corona, Pemerintah Dorong Perbankan Turunkan Bunga Kredit

Namun, bila peristiwa tersebut berkepanjangan hingga akhir tahun, kata Royke, bukan tidak mungkin rasio NPL bakal meningkat.

"Kalau sampai akhir tahun gini terus, mungkin naik NPL nol koma sekian. Ya kalau lama, berkepanjangan, jika andai-andai. Tapi antisipasi itu harus ada. (Kalau) kondisi saat ini belum ada NPL, kredit masih slow," ujarnya.

Sementara terkait restrukturisasi kredit, Royke mengaku potensinya tetap ada, tetapi masih kecil.

"Masih kecillah, sektornya kalau kamu lihat, yang bisa kamu baca tourism sama perhotelan. Mandiri kan enggak banyak di sektor itu. Hotel kita less than 3 persen," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit 'Double Digit'

OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit "Double Digit"

Whats New
9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

Work Smart
Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Whats New
Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Whats New
Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Whats New
Berantas 'Bus Bodong', PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Berantas "Bus Bodong", PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Whats New
Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com