Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor, Lakukan Ini Saat Rupiah dan Harga Emas Anjlok

Kompas.com - 17/03/2020, 12:52 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi pasar yang masih bergejolak karena sentimen virus corona membuat investor harus cermat dalam mengelola investasinya.

Sentimen negatif bahkan tidak hanya berpengaruh pada aset berisiko, namun juga aset aman seperti emas.

"Kalau untuk investasi harusnya wait and see dulu ya karena pasar masih cenderung tidak stabil, karena kekhawatiran pasar terhadap (virus) corona cukup besar. Volatilitas juga cukup tinggi," kata Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada Kompas.com, Selasa (17/3/2020).

Baca juga: Harga Emas Antam Anjlok Rp 18.000

Kurs rupiah pada siang ini terpantau tembus Rp 15.057 per dollar AS. Rupiah melemah 0,83 persen sebesar 124 poin dibandingkan pada penutupan perdagangan Senin.

Sementara harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk saat ini juga turun menjadi Rp 801.000 per gram, turun Rp 18.000 jika dibandingkan harga emas kemarin.

Di sisi lain, indeks harga saham gabungan (IHSG) juga menunjukkan kinerja negatif selama sepekan. Pada penutupan sesi pertama hari ini, IHSG turun 4,18 persen.

Ariston mengatakan sejauh ini stimulus yang diberikan pemerintah belum mampu mengurani kekhawatiran pasar akan penyebaran virus corona.

Baca juga: Hadapi Penurunan IHSG, BEI Minta Investor Bersikap Rasional

"Kemarin ada usaha pemerintah melakukan stimulus. Pemerintah AS juga melakukan stimulus dengan pemangkasan suku bunga. Tapi sentimen aset bresiko belum membaik dan cenderung negatif," ungkapnya.

Namun demikian Ariston belum memastikan sampai kapan investor harus wait and see, mengingat status pendemi virus corona belum dicabut oleh WHO.

"Proyeski belum bisa dipastikan karena virus corona masih berkembang luas dan tanggap darurat masih diberlakukan di beberapa negara," ungkapnya.

Baca juga: 2 Rahasia Sukses Pebisnis dan Trader Saham

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com