Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obatnya Disebut Ampuh Lawan Corona, Saham Fujifilm Meroket

Kompas.com - 18/03/2020, 22:36 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

TOKYO, KOMPAS.com - Saham Fujifilm Holdings Corp, Jepang, melonjak usai China mengumumkan obat flu yang diproduksi perusahaan itu ampuh mengobati virus corona.

Mengutip Bloomberg, saham Fujifilm ditutup menguat 15,43 persen di batas tertinggi harian perusahaan pada angka 5.238 yen Rabu (18/3/2020).

Dikutip Reuters, obat flu yang dijual dengan merek dagang Avigan merupakan produksi anak usaha Fujifilm, yang bergerak di bidang layanan kesehatan meski induknya dikenal sebagai produsen kamera.

Baca juga: Dampak Wabah Corona, Luhut Perkirakan Ekonomi Indonesia Hanya 4 Persen

Avigan, yang juga dikenal sebagai Favipiravir, dikembangkan oleh Fujifilm Toyoma Chemical pada 2014 dan disetujui digunakan di Jepang.

"Favipiravir telah efektif, tanpa efek samping yang jelas, dalam membantu pasien virus corona pulih," kata seorang pejabat di Kementerian Sains dan Teknologi China, Zhang Xinmin, dikutip Reuters.

Zhang menuturkan, Favipiravir diuji coba klinis di Shenzhen yang melibatkan 80 peserta. Uji coba menunjukkan, pasien yang memakai Favipiravir mengalami peningkatan dan hasilnya berubah negatif dalam kurun waktu lebih pendek, dibanding pasien yang tidak diberi obat.

Sementara menurut produsen obat China, obat anti-flu yang pertama kali dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical Co Ltd ini telah disetujui untuk diproduksi di Cina oleh Zhejiang Hisun Pharmaceutical Co Ltd. Tujuannya untuk digunakan melawan influenza baru atau berulang pada orang dewasa.

Tak hanya ampuh untuk pengobatan corona, obat keluaran Negeri Sakura ini pernah dipasok pemerintah Jepang sebagai bantuan darurat untuk melawan wabah virus Ebola di Guinea pada 2016 lalu.

Baca juga: Lawan Corona, Pemerintah Bebaskan Cukai Bahan Baku Hand Sanitizer

Respons perusahaan

Kendati demikian, seorang juru bicara Fujifilm mengatakan, perusahaan berharap tidak ada dampak pendapatan langsung dari potensi pertumbuhan penjualan Favipiravir di China, setidaknya untuk saat ini.

Sebab, lisensi untuk bahan utama di negara itu telah berakhir tahun lalu.

Di Jepang sendiri, produksi Avigan sangat terbatas. Perseroan memproduksi hanya saat menerima pesanan dari pemerintah. Bahkan perseroan tidak memiliki target penjualan untuk obat itu.

Baca juga: Pasar Anjlok karena Virus Corona, Bagaimana dengan Aset Kripto?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com