Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mentan: Program Padat Karya Harus Jadi Ujung Tombak Tekan Kemiskinan

Kompas.com - 23/03/2020, 16:45 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menekan angka kemiskinan sekaligus menyejahterakan petani melalui program padat karya.

“Sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, program padat karya berbasis pertanian harus menjadi ujung tombak untuk menekan angka kemiskinan, khususnya di desa, serta mengangkat kesejahteraan petani,” katanya.

Selain itu, menteri yang akrab disapa SYL ini menuturkan, program padat karya juga menjadi kegiatan prioritas nasional dalam rangka mengentaskan pengangguran.

Untuk itu, dia pun meminta jajarannya pada anggaran tahun 2020 untuk membuat program pemberdayaan warga dan program padat karya yang memberikan kesempatan kerja bagi warga miskin dan pengangguran.

Baca juga: Jokowi: Program Padat Karya Tunai Juga untuk Tingkatkan Daya Beli Warga Desa

"Utamakan program yang padat karya dan berikan kesempatan kerja bagi mereka yang miskin, yang menganggur di desa dengan model cash for work," ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (23/3/2020).

SYL menyebut, pertanian mempunyai peran penting dalam pembangunan. Ini karena selain menyediakan pangan bagi masyarakat, pertanian juga menjadi sektor penggerak perekonomian, terutama di desa.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) merumuskan indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap pasar kerja, yang disebut Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

Menurut BPS, sejak 2015 hingga 2019, TPT mengalami penurunan sebesar 0,90 persen poin. Pada 2018, TPT sebesar 5,34 persen, sementara pada 2019 turun menjadi 5,28 persen .

Tak hanya itu, struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan pada 2019 masih didominasi tiga lapangan pekerjaan utama.

Baca juga: Apindo Sarankan Jokowi Dorong Investasi Padat Karya untuk Serap Tenaga Kerja

Tiga lapangan pekerjaan tersebut, di antaranya pertanian, yaitu sebesar 27,33 persen, lalu perdagangan sebesar 18,81 persen, dan industri pengolahan sebesar 14,96 persen.

Tentang program padat karya

Di kesempatan berbeda Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan poin tentang program padat karya sebagai suatu kegiatan produktif.

Dia menerangkan, kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memberikan kesempatan kerja dan menambah penghasilan bagi penganggur dan setengah penganggur pada saat musim sepi panen atau kerja.

"Program padat karya infrastruktur pertanian ini diharapkan dapat menyentuh langsung kebutuhan publik, sehingga dapat memberikan peningkatan produksi pertanian, juga pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja," ujarnya.

Baca juga: Ini Strategi Kementan untuk Tingkatkan Serapan KUR Pertanian

Tak hanya itu, Sarwo menjelaskan pula, fokus utama program padat karya adalah pada pembangunan infrastruktur pertanian.

Pembangunan tersebut, seperti jalan usaha tani, rehabilitasi jaringan irigasi, pembangunan embung, atau pengembangan prasarana dan sarana pertanian lainnya yang melibatkan warga atau swadaya masyarakat.

Mewujudkan ketahanan pangan

Lebih lanjut, Sarwo menyebut, program padat karya selain menyejahterakan petani juga bisa menjadi dorongan dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional.

"Kegiatan program padat karya oleh masyarakat (P3A dan Poktan) dilakukan melalui pola transfer dana pemerintah langsung ke rekening kelompok penerima manfaat," tuturnya.

Baca juga: Hadapi Pandemi Covid-19, Kementan Gandeng Pemasok dan Produsen untuk Jamin Ketersediaan Pangan

Dia mencontohkan, pada 2019 Kementan telah merealisasikan pembangunan jalan usaha tani dan produksi pertanian sepanjang 68,8 kilometer (km) dan untuk areal sawah 4.329 hektar.

Infrastruktur tersebut juga dibangun di 16 Kabupaten di delapan provinsi yang melibatkan 144 kelompok tani.

"Dengan adanya jalan usaha tani, tentu sangat membantu petani dalam menjalankan usaha taninya. Selain itu, yang membangun juga para petani sehingga rasa memiliki lebih tinggi untuk turut menjaganya," terangnya.

Sarwo menambahkan, pada tahun ini, Kementan mencanangkan pembangunan jalan usaha tani sepanjang 14.440 hektar di sepuluh Provinsi.

Dia mengungkapkan, target tersebut naik tiga kali lipat dari sebelumnya. Hal sesuai dengan anggaran kementan yang naik menjadi Rp 47,4 miliar pada 2020 dari sebelumnya Rp 18 miliar pada 2019.

Baca juga: Konsumsi Meningkat, Kementan Perluas Kawasan Tanaman Rempah dan Obat

Dalam pembangunannya nanti, imbuhnya, Kementan akan melibatkan 361 kelompok tani.

"Rencana pembangunan ini sudah diajukan sejak 2019. Program padat karya infrastruktur pertanian ini diharapkan dapat menyentuh langsung kebutuhan publik,” harap Sarwo.

Dengan begitu, program ini dapat memberikan kontribusi selain peningkatan produksi pertanian, juga pengentasan kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com