JAKARTA, KOMPAS.com - Masa darurat bencana akibat corona virus disease atau Covid-19 diperpanjang hingga 29 Mei 2020.
Presiden Joko Widodo memang telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan mengalihkan belanja atau realokasi anggaran dalam APBN 2020 sebesar Rp 62,3 triliun.
Realokasi anggaran belanja Kementerian/Lembaga tersebut dimaksudkan untuk mempercepat penanganan virus corona di dalam negeri.
Baca juga: Sri Mulyani: Realokasi APBN Rp 62,3 Triliun untuk Redam Dampak Corona
Dana yang didapatkan dari realokasi anggaran tersebut bakal digunakan untuk penyediaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan, asuransi pegawai medis, insentif dunia usaha, bahkan perlindungan sosial bagi masyarakat.
Perpanjangan masa darurat bencana tersebut tentu berdampak langsung pada masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada upah harian.
Badai ekonomi yang bakal menghantam keluarga para pekerja harian lepas itu mengusik nurani Irwan Hidayat, Direktur Sido Muncul.
“Saya kepikiran bagaimana mereka kalau lockdown, slowdown, social distancing diterapkan. Pasti banyak yang kena imbas gara-gara enggak bisa kerja,” kata Irwan, Senin (23/3/2020).
Baca juga: Lansia Rentan Terinfeksi Covid-19, Sido Muncul Beri Bantuan ke Panti Werdha
Tak butuh waktu lama, pengurus RT di Jalan Haji Abu, Cipete Selatan, Jakarta Selatan menyetor data 160 kepala keluarga (KK) yang potensial terdampak.
Mulai hari ini (23/3/2020), Irwan membuat paket sembako yang memang bisa dimasak dan dikonsumsi keluarga-keluarga yang potensial terdampak pemberlakuan masa darurat bencana pandemi Covid-19.
“Kalau begitu, saya punya ide memberi beras 3 kg, telur 10 butir, mie instan, Tolak Angin, dan vitamin C. Ini bantuan pribadi,” tuturnya.
Rencananya, bantuan itu akan diberikan secara berkala dengan jarak beberapa hari terhitung dari Senin (23/3/2020) pada para buruh, tukang ojek, maupun pekerja informal yang tinggal di sekitar tempat tinggalnya.
“Ini kan keadaannya butuh kepedulian, saat ini yang dibutuhkan bukan hanya social distancing tapi juga social participating,” kata Irwan.
Baca juga: Driver Ojol Khawatir Kehilangan Nafkah Jika Sampai Lockdown
Namun demikian, Direktur Sido Muncul itu mengaku tak bisa turun langsung ke masyarakat untuk membagikan paket bahan pokok tersebut.