Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harganya Mahal, Cacing Tanah Banyak Dicari Tukang Obat dan Peternak

Kompas.com - 20/04/2020, 11:07 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini ada fenomena kemunculan banyak cacing tanah di beberapa tempat di Solo. Ribuan cacing tanah tiba-tiba keluar ke permukaan tanah. Penyebab keluarnya cacing dalam jumlah banyak diduga karena perubahan cuaca atau kenaikan suhu di dalam tanah.

Cacing tanah sendiri memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Sudah banyak pembudidaya cacing tanah yang banyak diperuntukkan untuk bahan-bahan ramuat obat hingga pakan ternak seperti untuk ikan dan unggas.

Cacing tanah yang sangat umum ditemui di banyak daerah di Indonesia dan banyak dibudidayakan yakni jenis lumbricus rubellus. Banyak pembuat ramuan atau tukang obat juga mencari cacing tanah.

Dilihat di sejumlah marketplace, Senin (20/4/2020) harga cacing tanah dijual pembudidaya berkisar sebesar Rp 60.000 hingga Rp 300.000 sesuai dengan kualitas dan ukurannya.

Baca juga: Sederet Fakta Lengkap Munculnya Cacing Tanah Terus-Menerus Secara Misterius

Ramuan dari cacing banyak dipakai untuk obat tifus. Selain itu, memakan cacing tanah juga dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti diare, peradangan, asam urat, kontipasi, kolesterol tinggi, dan lainnya.

Selain cacing tanah utuh, banyak pula pedagang yang menjualnya dalam bentuk kapsul dan bubuk atau tepung yang sudah dikeringkan. Kotoran feses cacing tanah juga bernilai tinggi.

Dikutip dari Kontan, Deden Sabarudin asal Cimahi, Jawa Barat mengatakan selain manfaatnya yang banyak, harga jual cacing tanah ini terbilang cukup mahal. Permintaan pasarnya juga tinggi.

Bahkan, cacing yang diolah jadi tepung, harganya bisa lebih dari Rp 400.000/kg. Melalui usaha ini, ia bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan. Adapun keuntungan bersihnya sekitar 30 persen dari omzet.

Baca juga: Benarkah Fenomena Cacing Bermunculan Tanda Gempa Bumi, Ahli Jelaskan

Hasil budidayanya ini dipasarkan dari Sabang sampai Marauke. Bahkan, ia juga sudah merambah pasar luar negeri, seperti Malaysia dan sebentar lagi Korea.

 

Mayoritas konsumennya membeli cacing untuk keperluan pakan ternak, penyubur dan penggembur tanah, dan produksi obat herbal.

Awal merintis usahanya sebenarnya tak disengaja, ia membutuhkan cacing lumbricus untuk pakan belut peliharaannya. Ia lalu mencoba beternak cacing. Awalnya ada 200 kg. Dalam waktu delapan bulan sudah bertambah menjadi 2,2 ton cacing.

Lantaran lebih menjanjikan, akhirnya ia fokus beternak cacing. Di bawah bendera Bengkelden Agrobisnis, Deden membudidayakan cacing lumbricus di beberapa wilayah di daerah Jawa Barat, seperti Cimahi, Sumedang, dan Lembang.

Baca juga: Fenomena Cacing Tak Berhenti Keluar dari Tanah Diduga Pengaruh Disinfektan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com