JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi corona yang melanda Indonesia sejak bulan pertama 2020 memang membuat dunia usaha terkendala untuk berkembang.
Berbagai sektor usaha terdampak pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan berakhir, termasuk industri properti.
Padahal, berakhirnya tahun politik setahun silam, menimbulkan asa optimisme bahwa 2020 adalah tahun yang dianggap membawa angin segar bagi industri properti.
"Optimisme tersebut harus tertahan akibat pandemi corona yang menyebar di seluruh dunia dan berdampak terhadap Indonesia sejak Maret lalu," kata Country Manager Rumah.com, Marine Novita, dalam pernyataan tertulis, Sabtu (9/5/2020).
Baca juga: Dampak Covid-19, BI Diminta Lebih Agresif Sokong Dunia Usaha
Indikasi dampak pandemi terhadap pasar properti nasional tecermin lewat turunnya indeks suplai properti pada kuartal pertama 2020.
Sementara, lazimnya, secara tahunan indeks suplai properti biasanya justru mengalami kenaikan pada kuartal pertama setiap tahunnya dibandingkan kuartal keempat tahun sebelumnya.
Pasar properti nasional sebenarnya menunjukkan sentimen positif sejak akhir 2019 lalu.
Ini terlihat pada tren kenaikan harga properti yang meskipun tipis tetap menunjukkan tren kenaikan pada kuartal IV (Q4) 2019.
Baca juga: Realisasi Investasi Properti Kuartal I-2020 Naik, Tembus Rp 100 Triliun
Marine lebih lanjut membeberkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index pada Kuartal I (Q1) 2020.
"Data itu menunjukkan perlambatan hampir di semua wilayah Indonesia menjadi indikasi adanya dampak pandemi terhadap sektor properti,” jelas Marine.
Data RIPMI Q I-2020 pada sisi harga mencatat indeks pasar properti baik untuk rumah tapak maupun apartemen berada pada posisi 112.5 atau naik tipis 0.4 persen dari kuartal sebelumnya.
Namun demikian, jika dibandingkan pada Q I-2019, masih ada pertumbuhan (year on year atau yoy) sebesar 6 persen.
Indeks harga rumah tapak tercatat sebesar 115,7 pada Q I-2020 atau naik sebesar 8 persen secara tahunan.
Kendati begitu, capaian secara kuartalan relatif stagnan, cuma naik sebesar 0,4 persen.