Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Gelombang Kedua Corona, Harga Minyak Dunia Turun

Kompas.com - 12/05/2020, 06:07 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia ditutup melemah pada perdagangan Senin (11/5/2020).

Penurunan ini seiring dengan kekhawatiran munculnya gelombang kedua corona (Covid-19). Meskipun pasar mendapatkan sentimen positif dari Arab Saudi yang memutuskan kembali memangkas produksi pada Juni mendatang.

Permintaan minyak global anjlok 30 persen akibat pandemi Covid-19 menerjang seluruh dunia.

Dikutip dari MarketWatch, Selasa (12/5/2020), harga minyak acuan global, Brent untuk pengiriman Juni turun 1,34 dollar AS atau 4,3 persen ke level 29,63 dollar AS per barrel.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Akhiri Penguatan Beruntun, ini Penyebabnya

Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Juni turun 0,6 dollar AS atau 2,4 persen ke level 24,14 dollar AS per barrel.

Penurunan tersebut terjadi meski pasar mendapatkan sentimen positif dari pernyataan pemerintah Arab Saudi yang akan kembali memangkas produksi minyak sebesar 1 juta brrarel per hari pada Juni mendatang.

Dengan rencana tersebut, total produksi minyak mentah Arab Saudi akan turun hingga 4,8 juta barel dibandingkan April 2020.

Bahkan, dengan adanya kesepakatan dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak beserta mitra (OPEC+), Arab Saudi dilaporkan akan memangkas produksi minyak sebesar 7,4 juta barel per hari.

Kendati demikian, pasar dinilai masih lebih khawatir dengan permintaan minyak yang belum tumbuh signifikan.

"Pengumuman pemangkasan Arab Saudi tidak mampu memberikan sentimen positif yang signifikan, sebab pemangkasan ternyata dilakukan untuk merespon permintaan yang landai," ujar CFO Velandera Energy Manish Raj.

Baca juga: Antisipasi Gelombang Kedua Covid-19, Pemerintah Siapkan Skenario

Langkah Arab Saudi rencananya akan diikuti oleh dua negara Timur Tengah lain, yakni Uni Emirat Arab dan Kuwait, yang masing-masing akan memangkas produksi sebesar 100.000 dan 80.000 barel per hari.

Pemangkasan-pemangkasan tersebut merefleksikan permintaan pasar yang masih belum membaik, meskipun beberapa negara memutuskan untuk melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown).

Pasalnya, beberapa negara yang sudah melonggarkan lockdown seperti China dan Korea Selatan, justru kembali mengalami penambahan kasus positif Covid-19.

Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran akan munculnya gelombang kedua wabah ini.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Kembali Merosot, Apa Penyebabnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com