Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insentif Belum Terealisasi, Badai PHK di Industri Penerbangan Semakin Nyata

Kompas.com - 03/06/2020, 14:48 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri penerbangan disebut semakin nyata. Ini diakibatkan memburuknya kondisi keuangan selama pandemi Covid-19, yang sudah dirasakan oleh seluruh maskapai nasional.

Hal tersebut semakin diperparah dengan belum terealisasinya insentif yang dijanjikan oleh pemerintah.

Pengamat penerbangan AIAC Arista Atmadjati mengatakan, berdasarkan hasil pertemuannya dengan beberapa maskapai, mereka mengaku masih belum mendapatkan insentif baik dari pemerintah ataupun BUMN terkait.

Baca juga: Garuda PHK Pilotnya, Ini Respons Kementerian BUMN

"Stimulus atau insentif yang diminta enggak kunjung turun. Aturan dari kementerian enggak ada. Pelaksana-pelaksana seperti AP I, AP II, dan Pertamina enggak berani ngasih diskon insentif," tuturnya kepada Kompas.com, Rabu (3/6/2020).

Selain itu, adanya aturan-aturan yang memberatkan operasional penerbangan selama pandemi Covid-19, seperti jumlah maksimal penumpang sebesar 50 persen kapasitas pesawat semakin mempersulit kondisi keuangan maskapai.

Hal-hal tersebut diyakini akan semakin memperberat kondisi keuangan maskapai di tengah pandemi. Imbasnya, perampingan dalam jumlah besar semakin mungkin terjadi, demi menjaga kesehatan arus kas maskapai.

Oleh karenanya, Arista mendorong pemerintah untuk segera merealisasikan pemberian insentif kepada maskapai.

"Jadi sebetulnya yang diharapkan itu enggak banyak-banyak lah, kalau enggak bisa semua insentif diminta, bisa lah yang di airport. Parking fee, landing fee, biaya navigasi, dan check in counter," ujarnya.

Lebih lanjut Arista menyayangkan pemerintah belum sama sekali mengeluarkan insentif untuk maskapai.

"Saya rapat dengan Citilink dua minggu lalu belum ada (insentif). Insentif itu lumayan daripada collapse sama sekali," ucapnya.

Baca juga: SIKM Menjadi Alasan Lion Air dan Citilink Hentikan Sementara Penerbangan

Sebagai informasi, beberapa waktu lalu Garuda Indonesia telah melakukan PHK terhadap beberapa pilot.


Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, langkah tersebut diambil merespon anjloknya jumlah penumpang penerbangan selama masa pandemi Covid-19.

"Adapun kebijakan tersebut dilakukan sebagai langkah berkelanjutan yang perlu ditempuh dalam upaya menyelaraskan supply and demand operasional penerbangan yang saat ini terdampak signifikan imbas pandemi Covid-19," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com