Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpukul Virus Corona, AS Alami Resesi Ekonomi pada Februari 2020

Kompas.com - 09/06/2020, 11:04 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON, KOMPAS.com - Lesunya perekonomian di Amerika Serikat (AS) akibat pagebluk telah membuat negara tersebut secara resmi masuk ke jurang resesi ekonomi.

Dilansir dari BBC, Selasa (9/6/2020), Biro Riset Ekonomi Nasional AS (NBER) mengumumkan hal tersebut. Pertimbangannya adalah skala dan tingkat keparahan kontraksi ekonomi AS saat ini.

NBER menyatakan, kegiatan ekonomi dan angka pengangguran dengan jelas mencapai puncak pada Februari 2020, sebelum anjlok.

Baca juga: Berapa Besar Sumbangan Para Miliarder AS untuk Penanganan Covid-19?

Pernyataan NBER mengenai resesi secara resmi mengakhiri periode ekspansi ekonomi selaama lebih dari satu dekade, terlama dalam sejarah AS.

Resesi telah diprediksi setelah pertumbuhan ekonomi AS mengalami kontraksi atau minus 5 persen pada kuartal I 2020.

Perusahaan-perusahaan juga dilaporkan memangkas setidaknya 22 juta pegawai pada Maret dan April 2020.

Ini sejalan dengan adanya pembatasan kegiatan untuk mengendalikan penyebaran virus corona memaksa banyak perusahaan menutup aktivitasnya.

Sejumlah ekonom berharap pemangkasan jumlah pegawai telah berhenti saat ini dan diikuti oleh rebound alias penguatan kembali.

Baca juga: Di Tengah Pandemi, 42,6 Juta Penduduk AS Ajukan Klaim Jaminan Pensiun

Pada Mei 2020, perusahaan-perusahaan AS menambah 2,5 juta pegawai, sejalan dengan sejumlah negara bagian telah membuka kembali perekonomian.

NBER menyatakan, pihaknya memandang skala penurunan ekonomi yang dimulai pada Februari 2020 lebih signifikan daripada durasinya.

"Besarnya penurunan jumlah tenaga kerja dan produksi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan jangkauan luasnya di seluruh ekonomi, menjamin penetapan periode ini sebagai resesi, bahkan jika ternyata lebih singkat dari kontraksi sebelumnya," kata NBER.

NBER sendiri mendefinisikan resesi sebagai kondisi kontraksi ekonomi yang berlangsung selama beberapa bulan.

 

NBER telah mengumumkan 12 resesi yang dialami AS sejak tahun 1948. Adapun periode resesi terpanjang pasca Depresi Besar adalah periode Desember 2007 sampai Juni 2009 atau 18 bulan.

Banyak ekonom telah memperingatkan, pukulan ekonomi kemungkinan besar akan terus terjadi, bahkan jika kondisi terburuk telah berlalu.

Bank Dunia pada Senin (8/6/2020) memperkirakan ekonomi global akan terkontraksi alias minus 5,2 persen tahun ini, atau mengalami resesi terdalam sejak Perang Dunia II.

Baca juga: Kekayaan Miliarder AS Melonjak Rp 7.968 Triliun dalam Hampir 3 Bulan

Bank Dunia pun memperkirakan ekonomi AS minus 6,1 persen, sementara perekonomian kawasan Eropa menyusut 9,1 persen.

Adapun pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mencapai 4,2 persen pada tahun 2021 mendatang.

Namun demikian, Bank Dunia memperingatkan bahwa perkiraaan tersebut bersifat tidak pasti dan besar kemungkinan terjadi risiko penurunan.

Ini terjadi bila ada kemungkinan pandemi yang terjadi berlarut-larut, gejolak di pasar keuangan, serta kemunduran pada perdagangan dan rantai pasok global.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com