Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Maksimalkan Produktivitas Pertanian, Kementan Optimalkan Lahan yang Sudah Ada

Kompas.com - 17/06/2020, 17:25 WIB
Anggara Wikan Prasetya,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.comKementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan produktivitas.

Salah satu cara yang dilakukan Kementan adalah mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah dimiliki, terutama lahan rawa.

Pernyataan itu disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy.

“Kami tidak akan melakukan cetak lahan sawah pada eks proyek lahan gambut di Kalimantan Tengah. Kami akan mengoptimalkan lahan yang pernah dicetak untuk persawahan agar makin produktif,” kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (17/6/2020).

Baca juga: Mentan: Hanya 1.000 Telur Infertil yang Dilepas, Tapi Seakan Goncang Seluruhnya

Maka dari itu, Sarwo Edhy mengajak semua petani, penyuluh dan seluruh insan pertanian untuk menanam, sehingga tidak ada lahan pertanian yang menganggur.

Kendala pemanfaatan lahan rawa

Meski akan memanfaatkan lahan rawa , ada beberapa kendala yang harus dihadapi. Salah satu kendala adalah kesuburan lahan rawa yang rendah, hanya bisa sekali tanam dalam setahun, dan terbatasnya pengetahuan petani.

“Tapi, kendala itu tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak menanam. Kementasn siap membantu mengoptimalkan semua lahan pertanian,” ujar Sarwo Edhy.

Ia melanjutkan, penataan sistem tata air dan lahan pun menjadi langkah untuk mengoptimalkan lahan rawa agar produktif. Upaya itu kini tengah dilakukan Ditjen PSP.

Optimalisasi lahan rawa dilakukan dengan memperbaiki infrastruktur lahan dan air, seperti membuat saluran, pintu air, tanggul, pengolahan lahan, dan memberi sentuhan teknologi budi daya padi di lahan rawa.

Baca juga: Kementan Dukung Pemda Ambil Sikap Tegas Tolak Alih Fungsi Lahan

“Penerapan inovasi dan teknologi spesifik pada wilayah yang dikelola secara luas dalam satu hamparan blok tersier, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman,” imbuh Ditjen PSP Kementan.

Selain itu, sambung dia, masih ada dukungan infrastruktur yang memadai dan mekanisasi pertanian. Nantinya semua hal tersebut ditargetkan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pertanian saat ini dituntut untuk meningkatkan produktivitas guna menjaga ketahanan pangan nasional.

Menurut dia, pertanian bisa di lakukan di berbagai media lahan, seperti lahan kering, rawa, hingga pekarangan.

Baca juga: Optimasi Lahan Jadi Strategi Kementan Tingkatkan Produksi Pangan, Apa Itu?

“Intinya, pada lahan-lahan yang sudah menjadi lahan pertanian, atau pernah dicetak sebagai lahan pertanian, harus dimaksimalkan. Karena kami tidak ingin ada krisis pangan di Tanah Air,” ujar Mentan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com