Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Deretan Uang Logam Emas | Sri Mulyani hingga Luhut Ucapkan Selamat Ultah ke Jokowi

Kompas.com - 22/06/2020, 05:37 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Balada PLN: Rugi Rp 38 Triliun dan Gaduh Tagihan Listrik Naik

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN melaporkan kinerja keuangan merah di sepanjang kuartal I 2020. Perusahaan setrum milik negara ini mencatatkan rugi di Januari-Maret 2020 sebesar Rp 38,88 triliun.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, kerugian tersebut diakibatkan sempat tertekannya kurs rupiah terhadap dollar AS pada Maret 2020. Total kerugian yang diakibatkan mata kurs mata uang asing mencapai Rp 51,97 triliun.

"Pada saat itu nilai tukar rupiah sempat menyentuh Rp 16.367 per dollar AS. Dibandingkan dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp 14.244 per dollar AS, maka berdasarkan PSAK 10, perusahaan berkewajiban untuk mencatat selisih kurs sebesar Rp 51,97 triliun," tuturnya dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR RI, Rabu (17/6/2020).

Hal tersebut mengakibatkan kinerja keuangan perseroan pada kuartal I-2020 mengalami rugi sebesar Rp 38,88 triliun.

Simak selengkapnya di sini

2. India Bukan Tandingan China dalam Perang Dagang

Konflik perbatasan yang menewaskan 20 tentara India memicu kemarahan publik di negara itu. Seruan boikot produk China semakin nyaring di seantero negeri.

Dilansir dari Indian Express, Minggu (21/6/2020), pemerintah India tengah berupaya menekan Beijing dengan mendorong warganya melakukan boikot pada barang-barang buatan dari China.

Wacana memulai perang dagang dengan China juga mulai disuarakan publik India.

Menteri Persatuan India, Ramdas Bandu Athwale, meminta masyarakat tak pergi ke restoran yang menjual makanan China tanpa pengecualian, meski pemiliknya maupun kokinya adalah seorang warga negara India.

Seruan boikot juga menggema untuk mencegah warga India membeli barang elektronik dari pabrikan China.

Nah mengapa India dinilai tak sebanding denga China untuk perang dagang? Baca di sini

3. Deretan Uang Logam dari Emas yang Pernah Diterbitkan Bank Indonesia

Beberapa hari ini muncul unggahan viral mengenai berbagai tangkapan layar yang menunjukkan uang logam 1.000 bergambar kelapa sawit dijual dengan harga hingga ratusan juta.

Terlepas dari kasus uang logam bergambar sawit yang masih berlaku untuk digunakan hingga saat ini, Bank Indonesia ( BI) sebenarnya beberapa kali mengeluarkan uang logam cetakan khusus dengan nilai yang tinggi.

Uang logam paling mahal yang pernah diterbitkan BI yakni yang dicetak dari emas.

Simak deretan uang logam emas yang pernah diterbitkan Bank Indonesia di sini

4. Fajrin Rasyid, dari Bisnis Mie Ayam hingga Direktur Digital di Telkom

Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Erick Thohir menunjuk Fajrin Rasyid mengisi posisi sebagai Direktur PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom.

Fajrin diplot sebagai Direktur Digital Telkom menggantikan Faizal R. Djoemadi lewat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019.

Fajrin sendiri merupakan wajah baru di BUMN telekomunikasi tersebut. Pria berusia 34 tahun ini sebelumnya merupakan Co-founder dan Presiden Bukalapak.

Erick Thohir mengungkapkan, pemilihan Fajrin sebagai Direktur Telkom didasarkan atas segudang pengalamannya mengelola Bukalapak. Apalagi, Telkom saat ini tengah fokus menggenjot pendapatan di luar segmen telekomunikasi.

Ternyata Fajrin pernah jualan mie ayam lho... Baca selengkapnya di sini

5. Sri Mulyani hingga Luhut Ucapkan Selamat Ultah ke Jokowi...

Presiden Joko Widodo hari ini, Minggu (21/6/2020) tengah merayakan hari lahir untuk yang ke-59 tahun. Beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju pun mengungkapkan ucapan selamat ulang tahun kepada Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melalui platform sosial media masing-masing.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melalui akun Facebooknya mengungkapkan ucapan selamatnya kepada Presiden Jokowi.

Luhut mengatakan sosok Jokowi tak pernah berubah sejak dirinya pertama kali mengenal dan bertemu pada 12 tahun yang lalu.

Selengkapnya baca di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com