Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Food Estate di Kalteng Ditargetkan Rampung 2022

Kompas.com - 03/07/2020, 20:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah menggarap proyek Food Estate atau lumbung pangan nasional seluas 165.000 hektar (ha) yang berada di Kalimantan Tengah (Kalteng). Targetnya lumbung ini bisa beroperasi penuh 2022 mendatang.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan, area pengembangan food estate berada di eks pengembangan lahan gambut (PLG). Namun, mayoritas atau sekitar 148.000 hekter sudah berupa tanah aluvial dan tidak terdapat gambut.

Adapun dari lahan 165.000 hektar, seluas 85.500 hektar sudah menjadi sawah yang dikelola oleh petani eks migran dahulu. Dari jumlah ini, 28.300 hektar masih dalam kondisi irigasi baik dan 57.200 hektar perlu dilakukan rehabilitasi irigasi.

Baca juga: Food Estate di Kalteng Siap Diuji Coba Oktober 2020

Kemudian, sisanya seluas 79.000 hektar merupakan area semak belukar yang dulunya merupakan sawah, sehingga perlu dilakukan pembersihan (land clearing).

"Tidak perlu mencetak sawah baru, karena memang sudah sawah dl tinggal dibersihkan saja," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (3/7/2020).

Basuki mengatakan, Kementerian PUPR akan fokus untuk merehabilitasi jaringan irigasi. Secara keseluruhan proyek pembangunan lumbung pangan ini akan dimulai pada tahun 2021 dan rampung tahun 2022.

Pada tahun ini, pihaknya sedang mengerjakan keseluruhan desain untuk rehabilitasi jaringan irigasi.

"Kami programkan 2 tahun selesai. Jadi 2021-2022 semua sudah selesai. Selanjutnya Kementerian Pertanian bisa masuk," ungkapnya.

Baca juga: Menteri Edhy Soal Cantrang: Ini Bukan Bicara Perusahaan Besar

Nantinya, setelah perbaikan irigasi selesai maka Kementan akan masuk untuk melakukan pertanian berbagai komoditas. Mulai dari padi, buah-buahan, sayur-sayuran, hingga pertenakan di lumbung pangan tersebut.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya akan fokus pada penyediaan bibit, pupuk, sarana prasarana pertanian, dan petani yang menggarapnya.

Food Estate juga akan menerapkan intervensi mekanisasi, sehingga tidak hanya sebatas tahap panen tapi sampai pasca panen. Di mana komoditas yang di panen akan langsung masuk pengolahan hingga menjadi produk yang siap di pasarkan.

Baca juga: Minta Dilibatkan di CSR BUMN, Anggota DPR Dinilai Mau Kampanye Gratis

Dengan mekanisasi juga membuat produktivitas meningkat. Seperti pada tanaman padi, dengan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) ditargetkan 1 orang setidaknya bisa menggarap 2 ha lahan.

"Karena ini full mekanisasi, paling tidak 2 ha itu 1 orang. Tapi jika dengan mekanisasi yang lebih baik maka 1 orang bisa menangani 4 ha," ujar Syahrul.

Anggaran proyek food estate Kalteng ini terbagi di beberapa kementerian. Pada Kementerian PUPR keseluruhan penggarapan rehabilitasi irigasi diperkirakan butuh biaya Rp 2,9 triliun.

Namun untuk pengerjaan desain rehabilitasi irigasi pada tahun ini dana yang dikeluarkan sebesar Rp49 miliar, yang berasal dari APBN 2020.

Sementara kebutuhan dana Kementan diperkirakan mencapai Rp 2,1 triliun. Namun pada tahun ini, mengeluarkan dana Rp 180 miliar untuk pengadaan alsintan, sarana produksi seperti benih, pupuk, dan pestisida.

Baca juga: Pemerintah Anggarkan PEN untuk UMKM Rp 123,46 Triliun, Ini Rinciannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com