Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Bedanya Produk Eucalyptus Kementan dengan yang di Pasaran?

Kompas.com - 06/07/2020, 16:19 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pengembangan produk berbasis eucalyptus yang diyakini bermanfaat untuk membunuh virus corona.

Ada lima produk yakni roll on, inhaler, balsam, minyak aromaterapi, dan kalung aromaterapi.

Produk eucalyptus sebenarnya sudah sangat umum di Indonesia dan telah digunakan sejak lama. Umumnya masyarakat mengenal dengan sebutan minyak kayu putih.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan Fadjry Jufry menyatakan, kayu putih hanya satu dari sekitar 900 jenis tanaman eucalyptus yang ada di dunia. Kementan sendiri telah membudidayakan beragam tanaman eucalyptus di Indonesia.

"Jadi sejak ada pandemi atau Maret 2020 kami lakukan riset, dari sekian banyak (tanaman) yang kami uji, dapatlah ekstrak eucalyptus (yang cocok untuk virus corona)," kata dia dalam konferensi pers di Kantor Balai Besar Penelitian Veteriner Kementan, Bogor, Senin (6/7/2020).

Baca juga: Pasarkan Produk Eucalyptus, Kementan Jajaki Kerja Sama dengan Jepang dan Rusia

Meski produk eucalyptus sudah umum di kalangan masayarakat, tentu tetap ada perbedaan dengan produk buatan Balitbangtan Kementan.

Fadjry menjelaskan, beda eucalyptus yang dihasilkan Balitbangtan dengan yang ada di pasaran adalah formulanya. Formula yang dihasilkan balitbangtan terdiri dari kombinasi beberapa minyak bahan aktif, dan tidak hanya eucalyptus.

Namun secara proporsional, eucalyptus memang yang paling dominan. Selain itu, bahan baku yang digunakan sudah terstandar, sehingga produk dan kandungan bahan aktifnya juga akan terstandar.

"Berbeda bila kita menggunakan kayu putih yang banyak beredar di pasaran," ujarnya.

Di sisi lain, kandungan bahan aktif 1,8-Cineole pada eucalyptus memiliki manfaat sebagai antimikroba dan anti virus melalui mekanisme M pro.

M pro adalah main protease (3CLPro) dari virus corona yang menjadi target potensial dalam penghambatan replikasi virus corona.

Sedangkan, kandungan bahan aktif 1,8-Cineole pada eucalyptus sangat beragam, dari konsentrasi yang tinggi, sedang, dan rendah. Padahal bahan ini yang digunkan untuk membunuh 80-100 persen virus influenza dan corona.

Oleh sebab itu, untuk menghasilkan sejumlah produk berbasis eucalyptus, Balitbangtan sudah lebih dulu melakukan pengukuran terhadap kandungan bahan aktif yang ada di eucalyptus.

"Sehingga bila akan digunakan, konsentrasi bahan aktif harus diukur dulu agar mampu menetralisir virus yang ada di rongga hidung," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com