Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batang, Dulu Dikenal Jalur Angker, Kini Diincar Investor

Kompas.com - 10/07/2020, 11:23 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Industri di Batang, Jawa Tengah direncanakan akan menjadi tempat penampung perusahaan-perusahaan yang hendak merelokasi pabriknya. Batang sendiri jadi alternatif yang ditawarkan pemerintah setelah Kawasan Industri Brebes.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat sejauh ini ada tujuh perusahaan asing yang berkomitmen merelokasi usahanya ke Indonesia. Perusahaan tersebut berasal dari Amerika Serikat (AS), Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan. Pemerintah telah menawarkan Batang sebagai salah satu kawasan industri untuk relokasi pabrik.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, mengatakan Kawasan Industri Batang menawarkan beberapa keunggulan, seperti upah buruh yang relatif rendah, akses ke jalan tol hanya 500 meter, dekat dengan pelabuhan, dan dilintasi jalur kereta api.

"Pemerintah menyiapkan kawasan industri dengan harga tanah yang sangat kompetitif. Harga tanah di kawasan industri Batang hanya Rp 1 juta per meter," kata Bahlil dilansir dari Harian Kompas, Jumat (10/7/2020).

Kepada investor asing yang berminat masuk ke Batang, pemerintah menawarkan lahan seluas 450 hektare dari 4.300 hektare milik PTPN IX yang diperuntukkan untuk kawasan industri. Ada beberapa daya tarik infrastruktur di Jawa Tengah yang membuat Batang dilirik perusahaan penanaman modal asing (PMA).

Baca juga: Menperin: Lokasi Kawasan Industri Terpadu Batang Strategis

Tujuh perusahaan yang menyatakan berniat merelokasi pabrik di Indonesia yakni PT Meiloon Technology Indonesia (Taiwan). Perusahaan pembuat speaker ini mengoperasikan pabriknya di Suzhou dan Guandong, China.

Lalu perusahaan kedua yaitu PT Sagami Indonesia (Jepang) yang berasal dari Yokohama. Sagami yang merupakan produsen komponen elektronik ini berencana memindahkan pabriknya dari Shenzen China. Sagami sudah memiliki pabrik di Indonesia, tepatnya di Tanjung Morowa, Sumatera Utara. 

Ketiga yakni CDS Asia (Amerika Serikat). Pabrikan lampu LED yang lebih dikenal dengan Alphan Lighting ini merencakan relokasi fasilitas produksi di Xiamen ke Indonesia yang dinilai lebih murah dari sisi tenaga kerja. Alasan lainnya, dengan membangun pabrik di Indonesia, membuat tarif bea masuk ke AS bisa jauh lebih rendah ketimbang mengapalkan produksi dari China. 

Baca juga: Ada Dualisme Izin, Menaker Kesulitan Awasi Penempatan ABK RI

Keempat yaitu PT Kenda Rubber (Taiwan). Perusahaan ini memproduksi berbagai produk ban dari fasilitas produksinya di Shenzen, China. Pasar ban kendaraan yang besar mendorong perusahaan ini perlu membangun pabrik baru. Indonesia dilirik jadi lokasi pabrik kedua mereka di ASEAN setelah Vietnam.

Kelima yaitu PT LG Electronics (Korea Selatan) yang secara bertahap merelokasi pabrik-pabriknya yang ada di China di antaranya berlokasi di Nanjing dan Guanzhou. Besarnya pasar di Asia Tenggara jadi alasan perusahaan ini berniat membangun pusat produksi baru di Indonesia.

Keenam adalah PT Panasonic Manufacturing Indonesia (Jepang). Sebenarnya, Panasonic sudah lama memiliki pabrik di Indonesia dengan menggandeng Grup Gobel. Belakangan, pembuat berbagai peralatan elektronik ini juga mulai merelokasi pabriknya dari China.

Ketujuh yakni PT Denso Indonesia (Jepang). Salah satu produsen AC ternama ini akan memindahkan pabriknya dari Jepang ke Indonesia. Di Tanah Air, Denso sebenarnya sudah lama memiliki fasilitas produksi, salah satunya di Bekasi. 

Investasi tujuh perusahaan itu 850 juta dollar AS atau sekitar Rp 11,9 triliun. Potensi penyerapan tenaga kerja sekitar 30.000 orang.

Baca juga: Erick Thohir Minta BUMN Serius Garap Kawasan Industri Batang

Dikutip dari Kontan, Bahlil menjelaskan bahwa proses menjemput investasi dari tujuh perusahaan ini dilakukan secara intensif.

Secara khusus, Kepala BKPM membentuk tim satuan tugas (satgas) khusus relokasi investasi. Tim tersebut kemudian mengawal perizinan perusahan mulai dari kementerian/lembaga terkait hingga pemerintah daerah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com