Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Antam Tembus Rp 1 Juta, Saatnya Beli Atau Jual?

Kompas.com - 28/07/2020, 13:08 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk alias Antam terus meningkat di tengah pandemi.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (28/7/2020), harganya telah menembus rekor terbaru, yakni mencapai Rp 1.022.000 per gram.

Semakin kinclongnya harga emas dari hari ke hari, tentu kian menarik perhatian masyarakat untuk melirik investasi di instrumen ini. Sayangnya, di tengah harga emas Antam yang melonjak malah disarankan untuk tidak membeli.

Baca juga: Dollar AS Loyo, Harga Emas Kembali Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, lonjakan harga emas tak terlepas dari kondisi goncangan ekonomi global akibat pandemi Covid-19, di mana membuat pelaku pasar mengamankan dananya pada produk investasi yang lebih aman (safe haven), yakni ke instrumen emas.

Namun, pandemi hanyalah bersifat jangka pendek. Saat ini sebagian besar negara sedang berbondong-bondong untuk mempercepat temuan obat dan vaksin khusus Covid-19.

"Kita harus lihat, pandemi ini jangka pendek, bukan jangka panjang. Setelah virus berakhir karena vaksin ditemukan, ini akan kembali melemahkan harga emas, masyarakat akan kembali ke obligasi dan saham," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (28/7/2020).

Sementara, emas sendiri merupakan investasi yang bersifat jangka panjang bila ingin mendapatkan keuntungan. Sebab, ada selisih yang tebal antara harga beli dan harga jual emas.

Baca juga: Tembus Rp 1 Juta Per Gram, Harga Emas Antam Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Masyarakat perlu tahu, bahwa ada dua jenis harga yang ditetapkan Antam, yakni harga emas yang berlaku ketika membeli emas, dan harga buyback yang berlaku ketika pemegang emas ingin menjual emas batangannya.

Artinya, jika membeli emas hari ini maka akan dikenakan harga beli senilai Rp 1.022.000 per gram, sementara jika menjual saat ini dikenakan sebesar Rp 819.000 per gram. Harga ini terus bergerak tiap harinya.

Untuk mendapatkan untung maka perlu menjual emas ketika level harga jualnya sudah melampaui harga saat dulu membeli emas.

Tapi ini butuh waktu cukup lama, tak bisa hanya dalam waktu satu-dua bulan. Jadi, potensi untung dan rugi ini harus di cermati.

"Harus ingat bahwa ada harga beli dan harga jual. Jangan sampai seperti kejadian di 2011, ketika harga emas secara global naik, terus pada beli dan ada aksi take profit (ambil untung dengan jual emas), harganya jadi anjlok, dan terjadi kerugian cukup besar pada pelaku pasar," jelasnya.

Baca juga: Tidak Cuma Emas, Harga Bitcoin Juga Melonjak di Tengah Pandemi

Oleh sebab itu, Ibrahim menilai, masyarakat harus lebih waspada jika memiliki keinginan untuk berinvestasi di emas pada saat ini. Membeli di harga tertinggi menurutnya adalah sebuah kesalahan dalam berinvestasi.

"Euforia menguatnya harga emas saat ini adalah sangat wajar. Tapi bagi saya, pelaku pasar harus lebih berhati-hati, lebih berwaspada, jangan sampai memborong emas pas di harga tertinggi. Ini sangat berbahaya dalam kondisi saat ini," katanya.

Ia bilang, kondisi ekonomi saat ini penuh ketidakpastian, maka memilih instrumen investasi juga harus lebih cermat. Jangan sampai, alih-alih mendapatkan keuntungan, malah kerugian yang didapatkan di kemudian hari.

"Dalam kondisi begini, investor mungkin kebingungan karena bisa saja pekerjaan terhenti. Jadi jangan sampai malah membeli di harga tertinggi, dan kemudian terjerembab harga turun. Ini akan dua kali stresnya," ungkapnya.

Baca juga: Membandingkan Harga Emas dalam Setahun, Berapa Kenaikannya?

Ibrahim mengatakan, ketika harga emas sedang melonjak tinggi saat ini, malah jadi kesempatan bagi pelaku pasar yang sudah memiliki investasi di emas Antam untuk menjualnya.

"Hal yang tepat sebenarnya saat ini adalah para nvestor menjual emasnya, sehingga harganya bisa kembali turun. Barulah ketika harga sudah turun beli emasnya," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com