Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia di Ambang Resesi, Bagaimana Kita Menyikapinya?

Kompas.com - 09/09/2020, 19:11 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia kini berada di ambang resesi, setelah pada kuartal II-2020 ekonomi tumbuh negatif 5,32 persen. Kinerja negatif ini diperkirakan pemerintah akan berlanjut di kuartal III-2020.

Jika perekonomian negatif dalam dua kuartal berturut-turut, maka secara teknis Indonesia akan resmi masuk resesi.

Lalu bagaimana masyarakat harus menyikapi kondisi resesi tersebut?

Baca juga: Sri Mulyani: Jika Resesi di Kuartal III Tak Berarti Kondisinya Sangat Buruk

Ekonom BCA David Sumual menilai, di tengah kondisi pelemahan ekonomi selalu ada peluang. Hal inilah yang harus ditemukan oleh masyarakat untuk bisa bertahan di masa krisis.

"Jangan berserah diri juga, harus ada upaya lakukan inovasi atau kreatifitas baru," katanya kepada Kompas.com seperti dikutip pada Rabu (9/9/2020).

Ia mencontohkan, inovasi tersebut seperti diversifikasi lini bisnis ke produk yang saat ini tengah dibutuhkan. Salah satunya alat kesehatan, mencakup alat pelindung diri (APD), masker, hingga hand sanitizer.

Selain itu, kini bahkan mulai bermunculan bioskop dengan sistem drive thru atau menonton film tanpa harus turun dari kendaraan. Adapula dengan melakukan penjualan lewat toko online.

"Belanja e-commerce juga kan masih cukup baik, ada beberapa produk tertentu permintaan masyarakat cukup bagus," kata dia.

Di tengah pandemi ini, digitalisasi memang meningkat pesat dan momentum tersebut perlu dimanfaatkan. Selagi sebagian besar orang melirik belanja lewat online, maka para pelaku usaha bisa menggenjot promosi produk lewat sistem online pula.

"Ini kesempatan untuk mengggenjot pengenalan produk-produk yang mereka jual di masyarakat," ujar David.

Baca juga: Resesi Semakin Dekat, Milenial Harus Persiapkan Hal Ini

Sebelumnya, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyatakan, di tengah pelemahan ekonomi masyarakat tak bisa hanya bergantung pada pemerintah. Perlu upaya sendiri untuk mempercepat pemulihan ekonominya.

Menurut dia, masyarakat yang terdampak secara finansial bisa melirik sektor yang pemintaan yang cukup tinggi di tengah masa pandemi. Seperti sektor pangan, kesehatan, dan komunikasi.

Masyarakat bisa bekerja atau membuka usaha yang berkaitan dengan ketiga sektor tersebut. Sehingga diharapkan pemulihan ekonomi secara pribadi bisa terjadi dengan cepat.

"Biasanya sektor primer seperti pertanian terutama pangan, kelautan, juga UMKM yang berkaitan dengan sektor tersebut bisa jadi pilihan untuk tetap survive (bertahan)," kata Eko.

Baca juga: Indonesia Berpeluang Resesi, Masyarakat Tak Perlu Panik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com