JAKARTA, KOMPAS.com - Usup Supriatna, salah satu pelaku UMKM binaan program Inkubator Bisnis Inovasi Produk Kelautan dan Perikanan (Inbis Invapro KP), dari Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP), mampu memproduk mi kristal dipadu campuran rumput laut dan agar-agar strip yang kenyal.
Usup menjelaskan, di awal 2020, produk mi kristal rumput laut buatannya mulai masuk ke sejumlah pameran. Pemasaran produk tersebut semakin luas setelah diminati oleh klinik kesehatan. Apalagi produk ini sangat digemari bagi masyarakat yang melakukan program diet.
Produknya pun telah dipasarkan melalui agen di Majalengka, Cianjur hingga Medan. Bahkan, di saat pandemi Covid-19, permintaan terhadap produk justru semakin meningkat.
Kini, Usup harus memproduksi 500 porsi mi kristal rumput laut per hari untuk memenuhi permintaan konsumen. Ini membuat usahanya tetap tumbuh di tengah pandemi.
“Saat awal-awal PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) kami kirim untuk klinik di Jakarta Selatan saja bisa 2.000 pieces per dua minggu,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Sabtu (17/10/2020).
Baca juga: Menhub: Sepeda Bisa Jadi Penghubung Transportasi Publik yang Baik
Usup memulai usaha produk mi kristal ketika mengikuti pelatihan dari BBP3KP, balai pelatihan di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak 2018 lalu.
“2018 saya minta diajari sama balai (BBP3KP) dan didampingi untuk produksi,” kata dia.
Supaya produknya semakin menjangkau berbagai daerah, Usup pun bergabung dengan pasarlautindonesia.id dan mengikuti gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI). Dia berharap, usahanya semakin berkembang dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Sementara itu, Dirjen PDSPKP Artati Widiarti mengapresiasi pengembangan inovasi produk BBP3KP oleh pelaku usaha yang tergabung dalam program Inbis Invapro KP. Menurutnya, inovasi sekaligus pengembangannya, diperlukan untuk menjawab persoalan pangan di Indonesia.
Hari Pangan sedunia yang diperingati setiap 16 Oktober bisa menjadi momentum bagi pemanfaatan pangan alternatif.
“Sektor kelautan dan perikanan masih menyimpan banyak potensi yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi pangan alternatif,” ujarnya.
Baca juga: Kolaborasi dengan Platform Digital Jadi Kunci Steak 21 Bertahan Selama Pandemi
Dia juga membuka kesempatan bagi masyarakat atau pelaku usaha lain untuk menerapkan atau mengembangkan inovasi para perekayasa BBP3KP. Artati memastikan, tim PDSPKP siap mendampingi pelaku usaha, khususnya UMKM untuk ikut berinovasi.
Artati berharap, dengan semakin banyak hasil inovasi BBP3KP yang diterapkan, bisa mendukung sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Apa yang dilakukan bapak Usup bisa jadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa sektor kelautan dan perikanan bisa menguatkan ketahanan pangan,” ucapnya.
Baca juga: Bea Cukai Lelang Mobil Sitaan, Harga Mulai Rp 13,8 Juta
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.