Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pengangguran Meningkat, 778.000 Penduduk AS Minta Tunjangan ke Pemerintah

Kompas.com - 26/11/2020, 11:41 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Sebanyak 778.000 penduduk Amerika Serikat mengajukan klaim tunjangan pengangguran pekan lalu. Jumlah tersebut menunjukkan lambatnya proses pemulihan pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam.

Dilansir dari CNN, Kamis (26/11/2020) jumlah pengajuan klaim tersebut lebih tinggi dibandingkan proyeksi ekonom yang sebesar 735.000 klaim. Jumlah klaim tersebut juga lebih tinggi dibanding jumlah pekan sebelumnya yang sebanyak 748.000.

Untuk pertama kalinya sejak bulan Juli lalu, klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat meningkat selama dua pekan berturut-turut. Klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu pun juga merupakan rekor tertinggi dalam lima pekan terakhir.

Baca juga: Sri Mulyani: Jumlah Pengangguran Bertambah 2,67 Juta

Di sisi lain, laporan yang dikeluarkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan setempat menyatakan sebanyak 6,1 juta orang telah mengajukan klaim tunjangan sebanyak dua pekan berturut-turut.

Sementara itu, sebanyak 4,5 juta orang telah menerima kompensasi pengangguran darurat pandemi dari pemerintah per 7 November lalu.

Secara keseluruhan, lebih dari 20,4 juta penduduk Amerika masih menerima tunjangan per 7 November. Jumlah tersebut meningkat 135.000 orang dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

Buruknya data-data di sektor ketenagakerjaan menunjukkan ketidakselarasan antara pasar saham dengan perekonomian di sektor riil.

Sebab, indeks Dow Jones justru mencatatkan rekor tertinggi di kisaran 30.000 pada perdagangan Selasa (24/11/2020) waktu setempat ketika banyak penduduk Amerika yang berada dalam kondisi perekonomian yang tertekan.

"Kebijakan pembatasan sosial yang lebih ketat diberlakukan setiap hari. Kebijakan untuk tinggal di rumah, pembatasan bisnis untuk beroperasi dan menyebabkan lebih banyak PHK terjadi di musim dingin. Hal ini akan menjadi kian parah sebelum akhirnya memului," ujar Ekonom Pasar Uang di Jefferies Thomas Simsons dalam sebuah laporan.

Baca juga: Menaker: Program Padat Karya Efektif Tekan Angka Pengangguran

Pasar berharap Presiden AS terpilih Joe Biden pada kepemimpinannya tahun depan akan fokus untuk bisa mendapat persetujuan memberikan lebih banyak stimulus perekonomian dari Kongres.

"Kendati vaksin berpotensi datang dan akan didistribusikan secara massal, ekonomi mendesak bantuan fiskal sekarang," kata Kepala Ekonom RSM AS Joseph Brusuelas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com