JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Lisensi Indonesia (Asensi) sekaligus Ketua Pengembangan Resto Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Susanty Widjaya mengatakan, bisnis lisensi memiliki peluang besar di 2021.
"Khususya lisensi merek dan produk di bisnis start-up, F & B, health care atau kesehatan seperti masker, APD, kecantikan, farmasi atau yang menyangkut vitamin, suplemen, obat-obatan dan vaksin, itu masih akan terus berpeluang besar," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/1/2021).
Menurut dia, hal yang membuat industri ini masih terus bergeliat adalah seiring masih mewabahnya pandemi yang membuat produk-produk ini masih banyak dicari oleh masyarakat.
Baca juga: Dari Mata Turun ke Hati, Begini Tips agar Bisnis Anda Dilirik Konsumen
Selain itu, lisensi pendidikan khususnya pendidikan online, dan lisensi teknologi juga berpeluang sama. Banyak masyarakat yang mau tidak mau harus menyukai dan beradaptasi dengan dunia digitalisasi karena situasi pandemi.
Lebih lanjut Susanty menjelaskan, sebenarnya bisnis lisensi itu sudah berkembang cukup lama di Indonesia. Hanya saja penggunaan kata bisnis lisensi masih banyak yang awam dan kurang memahaminya dengan baik dan benar.
Dia juga menyayangkan banyak produk-produk dengan lisensi merek dari luar negeri seperti Jepang dan Korea yang mendominasi di Indonesia. Padahal, menurut dia bisnis lisensi sangat menjanjikan.
"Sebenarnya, banyak produk-produk dengan lisensi merek dan lisensi karya cipta seperti karakter yang berhasil di Indonesia. Namun sangat disayangkan banyak karakter luar negeri yang mendominasi seperti dari Amerika dan dari Jepang serta Korea," ucapnya.
Tak hanya itu, Susanty juga menilai bahwa hukum yang mengatur lisensi masih kurang memadai dan kurang diperhatikan di Tanah Air. Apalagi jika sudah mengenai enforcement-nya.
"Lihat saja berapa banyak terjadi pembajakan atau pemalsuan yang melibatkan kasus lisensi HKI, tetapi tidak diambil tindakan yang tegas terhadap pelakunya. Di produk-produk pakaian atau apparel, tas, sepatu, sandal, asesoris anak dan lainnya banyak merek-merek atau karakter-karakter terkenal ditiru dan lainnya tidak diambil tindakan," ungkapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.