Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Kunci Membangun Koperasi Modern

Kompas.com - 27/03/2021, 16:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam pengembangan organisasi tersebut, koperasi perlu meng-install tiga kapabilitas dinamis (dynamic capability).

Pertama, thinking ahead atau berpikir ke depan, tentang apa-apa yang akan dihadapi di masa depan. Informasi dan wawasan saat ini banyak tersebar di berbagai sumber, internet salah satunya. Perencanaan strategis lembaga harus menggunakan helicopter view yang cukup.

Kedua, thinking again atau berpikir ke belakang. Yakni merefleksikan apa-apa yang sudah dilakukan 3-5 terakhir. Pada rentang 3-5 tahun itu kita bisa melihat pathway dan karenanya lebih tuntas untuk menimbang. Apakah pathway itu masih relevan? Atau ada pathway lain yang lebih mencukupi.

Ketiga, thinking across atau berpikir melintas. Maksudnya, kita perlu melihat apa-apa yang terjadi di luar sana (di luar koperasi). Perlu melihat dan belajar dari praktika pihak-pihak lain sehingga tak mengalami sindrom katak dalam tempurung. Praktik pihak lain akan menjadi wawasan berharga bagi pengembangan organisasi koperasi.

Untuk merangkai itu semua, peran pemimpin dan kepemimpinan menjadi sangat penting. Pakem kolektif kolegial dalam koperasi idealnya tidak mengurangi ketangkasan pemimpin dan kepemimpinannya.

Para pemimpin koperasi, Pengurus dan Manajer, perlu berpikiran terbuka. Termasuk curiga pada sindrom kesuksesan yang menjebak (success trap), yang membuat nyaman, abai dan kemudian lembam.

Kunci kedua dari modernisasi koperasi terletak pada pengembangan usaha (business innovation).

Ibaratkan saja sebagai hardware yang perlu rutin di-tune up agar kencang larinya. Dalam pengembangan usaha ini, kita membutuhkan satu fitur utama, intrapreneurship. Yaitu praktik entrepreneurial atau kewirausahaan dalam suatu perusahaan.

Pengurus dan Manajer perlu mengembangkan intrapreneurship. Bahkan kita perlu mulai membudayakan adanya fungsi dan jabatan baru seperti Chief Innovation Officer (CIO). Fungsi ini bisa diletakkan di bawah Pengurus atau langsung diimplan di manajemen.

Di swasta, CIO sudah kaprah dan massif. Dialah yang bertanggungjawab untuk selalu menyegarkan model atau proses bisnis perusahaan. Sebagai percontohan bagi yang lain, koperasi skala menengah dan besar perlu memulainya.

Belum lama juga di gerakan koperasi dunia lahir International Cooperative Entrepreneurship Think Tank (ICETT) yang berasosiasi dengan International Cooperative Alliance (ICA). Lembaga think tank kewirausahaan koperasi itu berdiri pada tahun 2018, baru tiga tahun yang lalu.

Tujuannya untuk mengakselerasi gagasan dan praktik kewirausahaan dan inovasi di koperasi. Sebabnya sama, mereka melihat tantangan strategis yang begitu berbeda dan di sisi lain koperasi mengalami kelembaman.

Berbagai inovasi perlu dihadirkan untuk merespon kebutuhan dan aspirasi anggota. Di mana anggota atau manusia menjadi pusat gravitasi koperasi, harusnya menjadi sumber inspirasi yang tak pernah habis. Apa yang menjadi “masalah” bagi anggota, adalah “peluang” bagi koperasi. Memberi solusi dengan berbagai produk dan layanan yang tepat.

Baca juga: Mengenal Bapak Koperasi Indonesia dan Sejarah Lengkapnya

Menjawab tantangan

Dengan dua kunci itu, koperasi dapat merespons lima tantangan strategis di atas. Koperasi juga bisa adaptif dengan zeitgeist yang terus berubah. Ujungnya, saat menghadapi generasi Y dan Z, koperasi dapat memberikan value proposition yang tepat kepada mereka. Yang mana mereka berpikir dan mengenali koperasi sebagai entitas bisnis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com