Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Tak Kunjung Dikarunia Anak | Cara Mengatasi Depresi "Postpartum" | Merasa Sedih ketika Alami "Gender Disappointment"

Kompas.com - 29/03/2021, 18:18 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Apakah saai ini kamu dan pasanganmu tengah bersiap untuk menambah momongan? Atau, justu sedang menunggu datangnya momongan?

Untuk membuat perencanaan kehamilan itu memang membutuhkan banyak percakapan, tidak hanya dengan pasangan, tetapi kadang-kadang dengan anggota keluarga lainnya juga.

Apalagi jika sudah adanya bayi baru di rumah maka setiap anggota pasti memiliki andil dalam mengerjakan tugas-tugas baru.

Oleh karena itu, sebelum akhirnya diberikan anak mesti benar-benar dipikirkan: bukan karena melihat orang lain, tapi kelahiran yang benar-benar direncanakan.

1. Bagaimana Bila Tak Kunjung Dikaruniai Buah Hati?

Antara suami dan istri perlu membuat kesepakatan-kesepakatan penting terkait dengan anak supaya tidak menjadi permasalahan di kemudian hari.

Kesepakatan tersebut menurut Kompasianer Meirri Alfianto dibutuhkan agar tercipta kesaling-pengertian.

Hal itu bahkan bisa dimulai sebelum akhirnya memutuskan menikah, sekalipun muncul pertanyaan: bagaimana jika aku tidak memberi keturunan?

"Tidak perlu sungkan untuk membaca atau mendengar sharing dari pasangan yang telah berhasil mendapatkan keturunan setelah bertahun-tahun karena tidak sedikit pula yang berhasil," tulis Kompasianer Meirri Alfianto. (Baca selengkapnya)

2. Penyebab dan Cara Mengatasi Depresi "Postpartum"

Depresi Postpartum atau Postpartum Depression adalah problem kesehatan mental yang umumnya dialami oleh wanita pada saat usai melahirkan.

Sayangnya hal semacam itu tidak banyak diketahui oleh pasangan yang sudah menikah. Karena memang ada proses, tahapan dan tantangan yang harus dilalui, salah satunya adalah problem kesehatan mental yang satu ini.

"Banyak orang menyamakan Postpartum Depression dengan fenomena Baby Blues. Padahal keduanya berbeda," tulis Kompasianer Anjas Permata.

Dalam kasus ini, penderita akan merasa putus harapan, merasa tidak menjadi orang tua yang baik sampai tidak mau mengurus anaknya. (Baca selengkapnya)

3. Gender Disappointment, Tidak Apa-apa Merasa Sedih

Gender Disappointment adalah kekecewaan yang timbul sebab anak yang sedang dikandung tak memiliki jenis kelamin yang sesuai dengan harapan.

Ini bisa saja dialami tidak hanya kepada seorang Ibu, melainkan Ayah.

Apalagi saat maupun baru saja mendapat kabar jika sedang hamil, maka perasaan menggebu-gebu dan berharapkan jenis kelamin tertentu pada calon bayi.

Kekecewaan ini bisa timbul saat pasangan suami istri mengetahui jenis kelamin yang ada dalam kandungan. Balik lagi ke pertanyaan awal, bolehkah merasa kecewa dengan jenis kelamin bayi?

Banyak orang mencoba tidak akan mengakui perasaan kecewanya, menyembunyikan kekecewaan dengan mencoba menerima kenyataan.

"Gender disappointment atau kekecewaan gender bisa terjadi dalam bentuk air mata maksudnya menangis, kemarahan, hingga depresi," tulis Kompasianer Siti Lailatul. (Baca selengkapnya)

***

Jika ingin membaca pengalaman maupun diskusi tentang cerita pasangan yang memutuskan ingin memiliki momongan, silakan lihat di Kompasiana: Sepakat Punya Anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com