Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Soal Pengembangan Food Estate, Luhut Tekankan Pentingnya Sinergi dan Kolaborasi

Kompas.com - 07/04/2021, 08:53 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pengembangan kawasan food estate di Kalimantan Tengah (Kalteng) berfokus di lahan gambut.

Untuk itu, sinergi peran Kementerian Pertanian (Kementan), Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Kementerian Desa menjadi sangat penting.

“Juga kolaborasi antara tim riset, yakni professor ahli food estate dengan Universitas di Palangkaraya didorong agar nanti semua ini terbuka. Jadi, kami membuka diri untuk saling mengoreksi saling memperbaiki, sehingga sinergi itu bisa menjadi pencapaian yang terbaik,” tegasnya.

Luhut mengatakan itu saat meninjau kawasan food estate di blok A5 Desa Bentuk Jaya Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (6/4/2021).

Kunjungan ini didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Menteri PUPR) Basuki Hadimoeljono, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dalam rangka pengecekan progres pengembangan food estate Kalteng.

Baca juga: Menko Luhut: Presiden Minta Food Estate di Kalteng Harus Jalan

“Jadi kami sesuai perintah Pak Presiden dengan Mentan, Menteri PUPR, KSP meninjau lahan pengembangan food Estate yang direncanakan seluas 167.000 hektar (ha), tapi di sini sebagai tahap awal seluas 20.000 ha. Saya kira prosesnya bagus,” ujar Luhut usai meninjau lahan food estate.

Sebanyak 96,7 persen telah ditanami

Lebih lanjut, Luhut juga meminta agar rekayasa tata kelola pengolahan naik turunnya air disikapi secara serius karena ketersediaan air sangat penting untuk keberhasilan lahan pertanian.

Tidak hanya itu, lanjutnya, sistem air harus terus dijaga baik itu pada musim hujan maupun musim kemarau.

“Nanti airnya itu bisa diatur sedemikian rupa sehingga tidak menjadi banjir dan itu bisa nanti air digunakan menjadi untuk menghindari kebakaran seperti 2015,” sebutnya.

Baca juga: Luhut Puas Hasil Panen Perdana Food Estate Humbahas

Luhut mengatakan, semua yang dilakukan sudah dengan artificial intelligence (AI), sehingga penggunaan pupuk dan penyebaran pupuk dan sebagainya dapat diatur.

“Jadi kalau kami lakukan ini segera akan memberikan kontribusi pada ketahanan pangan kita,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Sementara itu, Mentan SYL memaparkan, pengembangan food estate pada 2020 yang dikelola Kementan tersebar seluas 20.000 ha di Kabupaten Kapuas dan 10.000 ha di Kabupaten Pulang Pisau.

Hingga saat ini, penanaman telah mencapai 96,7 persen atau seluas 29.032 ha dan sudah realisasi untuk panen seluas 15.862 ha hingga 31 Maret 2021.

“Lokasi blok A5 di Desa Bentuk Jaya ini merupakan bagian terakhir yang akan segera ditanami dari total target 30.000 hektar,” ujar Syahrul.

Baca juga: Dikebut, Proyek Food Estate 137.000 Hektar di Kalteng Tuntas Tahun Ini

Adapun, kegiatan Tahun Anggaran 2021 akan dilaksanakan kegiatan pengembangan food estate seluas 37.633 ha yang terdiri dari kegiatan ekstensifikasi lahan seluas 22.992 ha, di antaranya Kabupaten Kapuas 19.899 ha dan Pulang Pisau 3.094 ha.

Kemudian dari kegiatan intensifikasi lahan seluas 14.641 ha terbagi di Kabupaten Kapuas 13.461 ha dan Pulang Pisau 1.180 ha.

“Terhadap target luasan ini, kami sedang mengupayakan penambahan lokasi yang tentunya sesuai dengan kaidah dan kriteria teknis yang telah ditetapkan,” imbuh Syahrul.

Lebih lanjut, Syahrul juga mengatakan, lokasi pengembangan Kawasan food estate di Kecamatan Dadahup ditargetkan akan ditanam seluas 2.000 ha yang tersebar di lima desa.

“Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pengelolaan lahan terkait dengan kendala teknis, infrastruktur, dan juga sumber daya manusia,” lanjutnya.

Baca juga: Pemerintah Akan Tambah 5.000 Hektar Lahan Food Estate di Sumba Tengah, Ini Lahan yang Disiapkan

Dia menjelaskan, lahan blok A5 sudah 15 tahun tidak diolah, sehingga perbaikan infrastruktur jaringan irigasi dan juga peningkatan jaringan harus dilakukan.

“Dengan begitu, tata kelola air dapat dilaksanakan secara optimal dan dapat memperbaiki kondisi tinggi muka air untuk dapat melakukan pertanaman. Tidak boleh ada yang bersoal untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia,” ucapnya.

Syahrul menambahkan, kegiatan pengembangan food estate merupakan kerja keras seluruh kementerian dan instansi terkait dalam mengamankan pangan untuk 267 juta rakyat Indonesia.

Dia menyebut, pengembangan food estate berbasis korporasi petani yang mengintegrasikan usaha di on-farm dan off farm.

“Maka kita harus bersama sama beriringan dalam mewujudkannya. Dengan upaya keras, petani kita dapat menghasilkan produksi yang terbaik dari hasil pengembangan food estate ini,” tuturnya.

Baca juga: Kementan Ingin Kerja Sama dengan Pertani Dikembangkan, Tak Hanya Serap Gabah

Pada kunjungan ini, turut dilakukan kegiatan peninjauan olah lahan, peninjauan lokasi bengkel alat mesin pertanian (alsintan) food estate, dan mengecekan progres infrastruktur irigasi.

Turut hadir Gubernur Inspektur Jenderal Kementan Ida Ida Bagus Purwalaksana, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, dan Jjjaran eselon 1 Kementan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com