Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RNI Beberkan Alasan Dibentuknya Holding BUMN Pangan

Kompas.com - 29/04/2021, 16:09 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI Arief Prasetyo Adi membeberkan beberapa alasan yang melatarbelakangi pembentukan holding pangan BUMN.

"Pertama adalah saat ini tingkat ketahanan pangan kita masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan Global Food Index, angkanya 62 dari 113 negara," ujarnya saat konferensi pers secara virtual, Kamis (29/4/2021).

Alasan kedua yakni adanya beberapa isu terkait peningkatan inklusivitas kesejahteraan para petani, nelayan hingga peternak. Dengan adanya holding ini, kata dia, diharapkan kesejahteraan para petani, nelayan, dan peternak bisa ditingkatkan yang diukur dengan nilai tukar pangan.

Baca juga: Sri Mulyani: Besaran THR PNS Tahun 2021 Tanpa Tunjangan Kinerja

Sementara alasan dibentuknya holding pangan BUMN yakni perlunya operational excellence dan modernisasi teknologi.

Menurut Arief, pembentukan holding diharapkan bisa meningkatkan ketahanan pangan dan hasil pertanian, perikanan, peternakan melalui penambahan luas lahan.

"Lalu kami juga akan melakukan peningkatan kemitraan, melakukan transparansi harga, serta penurunan biaya logistik melalui konsolidasi supplai chain," kata dia.

Pembentukan holding BUMN pangan akan terdiri dari PT RNI (Persero), PT PPI (Persero), Perum Perikanan Indonesia, PT Perikanan Nusantara (Persero), PT Garam (Persero), PT Pertani (Persero), PT BGR Logistics (Persero), PT Berdikari (Persero), dan PT Sang Hyang Seri (Persero).

RNI berharap pembentukan ini bisa terealisasi pada kuartal III tahun ini.

Baca juga: Transisi Blok Rokan, Ini yang Dilakukan SKK Migas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com