KOMPAS.com – Jumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia terus berkembang setiap tahunnya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, terdapat total 62,9 juta UMKM pada 2017. Kemudian, jumlah tersebut meningkat menjadi 64,2 juta UMKM pada 2018.
Seiring waktu berjalan, jumlah UMKM tersebut terus mengalami peningkatan dari segi kuantitas bersamaan dengan pesatnya transformasi digital di Tanah Air.
Baca juga: Jeli Melihat Peluang, Wilson Sukses Bangun Bisnis Penyedia Suvenir Handuk dari Nol
Namun, dengan semakin banyaknya jumlah UMKM, maka tantangan yang mereka hadapi juga kian kompleks. Beberapa tantangan yang dihadapi meliputi kurangnya kompetensi yang dimiliki sehingga sulit untuk bersaing dan minimnya fasilitas sebagai ruang untuk berkembang.
Kedua permasalahan tersebut ternyata cukup meresahkan beberapa generasi muda Indonesia. Berawal dari keresahan dan kekhawatiran itu, beberapa dari mereka pun mendirikan perusahaan rintisan (startup) yang fokus dalam pemberdayaan UMKM.
Kedua startup tersebut adalah PTS.sc dan Woobiz. Keduanya merupakan dua dari 20 startup terpilih pada program inkubasi intensif Startup Studio Indonesia batch pertama.
Baca juga: Berawal dari Modal Rp 200.000, UMKM Ini Berhasil Rambah Pasar Mancanegara
Adapun Startup Studio Indonesia merupakan program yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk memajukan ekosistem perusahaan rintisan melalui penyediaan fasilitas akses bagi early-stage startup dalam mengembangkan potensi bisnisnya.
Diluncurkan pertama kali pada September 2020, Startup Studio Indonesia batch pertama telah melakukan mentoring dan coaching kepada 20 startup nasional terpilih yang disaring dari sekitar 668 startup.
Pemenuhan standar peraturan pemerintah, kurangnya efektivitas lokakarya atau pelatihan, dan masalah dalam mendefinisikan kompetensi inti menjadi beberapa kendala yang kerap dihadapi oleh pelaku UMKM.
Atas dasar itu, tiga pemuda Indonesia yang terdiri dari Dipta Imanto, Adrian Gilrandy, dan Mohammad Fahrul pun tersentuh untuk membantu pelaku UMKM. Akhirnya, mereka mendirikan startup dengan nama PTS.sc.
Co-Founder PTS.sc Adrian Gilrandy mengatakan, PTS.sc fokus mengembangkan produk direct-to-customer (D2C) dengan menyediakan solusi end-to-end supply chain yang mencakup sumber (sourcing) dan produksi, pengoptimalan supply chain, integrasi pasar, manajemen bahan baku, pengendalian mutu (quality control), dan pengiriman jarak jauh.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.