JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan tinjauan langsung ke kantor pusat PT Indofarma (Persero), untuk memastikan ketersediaan stok obat-obatan terapi Covid-19, di tengah meningkatnya kasus positif virus tersebut.
“Kita tahu kondisi saat ini prihatin, karena itu dengab kondisi yang prihatin ini kita harus pastikan kembali bekerja lebih giat lagi,” ujar Erick dalam konferensi pers virtual, Senin (21/6/2021).
Baca juga: Sudah Dapat Izin Edar, Obat Ivermectin Dibanderol Mulai Rp 5.000
Berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan, Erick memastikan, dua jenis obat terapi Covid-19, yakni Oseltamivir dan Favipiravir stoknya masih sangat cukup.
Sementara untuk Remdesivisir, mantan bos Inter Milain itu mengakui, stoknya semakin terbatas.
“Tapi InsyaAllah di bulan Juli kita sudah pengadaan lagi,” kata dia.
Selain melakukan pengadaan, untuk memastikan ketersediaan stok ke depannya, BUMN farmasi akan memproduksi sendiri obat terapi Covid-19 jenis Oseltamivir dan Favipiravir.
“Di bulan September kita sudah mendapatkan lisensi sehingga kita bisa menjaga kebutuhan,” kata Erick.
Baca juga: 5 Cara Menghindari Investasi Kripto Bodong
Indofarma juga telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk obat terapi Covid-19 jenis Ivermectin.
Saat ini, Ivermectin dalam tahap penelitian di Balitbangkes dan bekerjasama dengan beberapa Rumah Sakit, termasuk rumah sakit dibawah Kementerian Pertahanan.
Dengan diperolehnya izin edar BPOM, Indofarma akan dapat memproduksi hingga 4 juta tablet Ivermectin 12 mg per bulan.
Erick menyebutkan, obat terapi yang dapat menjadi salah satu solusi Covid-19 itu, akan dapat dibeli dengan harga Rp 5.000-7.000 per butir.
“Ini luar biasa, harganya sangat murah,” ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.