Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Sektor Industri Minta Jatah Gas Subsidi

Kompas.com - 24/06/2021, 21:12 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Penyerapan gas 

Di sisi lain, Fridy mengakui serapan gas bumi oleh industri belum optimal meski harganya telah dipangkas menjadi 6 dollar AS per MMBTU.

Pada Juni 2020, insentif ini penerapannya baru dilakukan di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Bagian Selatan. Kemudian implementasi secara luas baru bisa dilaksanakan pada Agustus 2020.

Pada 2020 realisasinya hanya sebesar 928,17 BBTU atau 77,36 persen dari alokasi 1.199,81 BBTUD. Sementara di 2021 realisasinya cukup meningkat, hingga April 2021 sudah sebesar 954,76 BBTUD atau mencapai 79,63 persen dari alokasi.

Menurutnya, kondisi serapan tersebut terpengaruh oleh kondisi pandemi Covid-19 yang memang mengganggu aktivitas industri.

"Alokasi 1.199 BBTUD itu dialokasikan saat kondisi normal, tapi 2020 kan tidak normal karena pandemi, tetapi alhamdullilah sudah tercapai 77 persen dan 2021 sudah 79 persen, artinya akan meningkat penyerapan ini," ungkap dia.

Meski demikian, Fridy menilai, kebijakan harga gas bagi industri ini telah memberikan dampak yang positif, lantaran utilitas produksi menjadi meningkat. Seperti yang terjadi pada industri kaca, keramik, dan baja.

Kemudian terjadi peningkatan ekspor komoditas oleokimia mencapai 26 persen di 2020, serta di tahun yang sama ekspor produk keramik naik mencapai 25 persen.

Selain itu meminimalisir pemutusan hubungan kerja, sebab berdasarkan data yang masuk ke Kemenperin, perusahaan dari 7 sektor itu sebagian besar mengurangi karyawannya karena faktor alamiah seperti pensiun atau resign.

Insentif ini juga dilaporkan mengurangi beban subsidi pupuk. Turunnya harga gas membuat pabrik-pabrik pupuk mengurangi HPP pupuk subsidi, sehingga turut mengurangi angka subsidi pupuk yang harus dikeluarkan negara.

Tak hanya itu, kebijakan ini meningkatkan kepercayaan industri untuk berinvestasi. Saat ini sebanyak 29 perusahaan yang telah menikmati fasilitas gas industri tersebut memperluas bisnisnya dengan tercatat ada 53 proyek bernilai investasi Rp 191 triliun.

"Artinya dengan harga gas 6 dollar AS itu, selain tingkatkan utilitas, tetapi juga mereka langsung lakukan rencana investasi baru, karena produk-produknya sudah mampu bersaing," pungkas Fridy.

Baca juga: Berapa Biaya yang Dibutuhkan Pemerintah Jika Jakarta Lockdown?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com