Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KURASI KOMPASIANA] Sering Belanja Itu Tidak Masalah, Asalkan Amanah

Kompas.com - 29/06/2021, 13:17 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Meski tidak berbanding lurus, tapi kemudahan memesan barang atau belanja tampaknya membuat seseorang kencanduan untuk melakukan itu.

Belanja memang jadi suatu hal yang menyenangkan ketika dilakukan. Akan tetapi, kita juga mesti bisa mengontrol diri apalagi jika sudah dilakukan secara belebihan.

Pada akhirnya berbelanja tidak berdasarkan kebutuhan, tetapi juga keinginan dan kemudahan: dari tawaran potongan harga hingga barang dengan kuantitas terbatas.

Bukan untuk melarang agar tidak berbelanja, tentu saja, tapi ada dampak lain selain keuangan seperti mental kita yang terganggu jika kebiasaan ini tidak lagi bisa dilakukan.

1. Shopaholic, Hanya Sekadar Hobi Belanja atau Persoalan Mental?

Shopaholic berasal dari 2 kata, shop dan aholic. Sederhananya yang berarti belanja yang memiliki arti suatu ketergantungan yang disadari ataupun tidak.

Hal ini dianggap serius dan berbahaya jika orang-orang mengalami ini akan menjadikan belanja sebagai cara utama untuk mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan.

Gangguan shopaholic sering kali dialami bersamaan dengan gangguan mental lainnya, seperti depresi, kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), atau binge eating disorder (BED).

"Bukan berarti semua orang yang suka berbelanja atau pergi ke mall dapat dikatakan shopaholic," tulis Kompasianer Azizah Nur.

Seseorang itu dapat dikatakan mengalami gangguan kejiwaan ini, lanjutnya, apabila menunjukkan gejala-gejala. (Baca selengkapnya)

2. Belanja Online dengan Sistem COD Tak Masalah Asalkan Amanah

Kemudahan dalam bertransaksi online ini memang banyak digemari banyak orang, termasuk Kompasianer Sri Pujiati misalnya.

Kaitannya belanja online dengan sistem COD dengan amanah, menurut Kompasianer Sri Pujiati ketika kita hanya perlu menjadi pembeli yang dapat dipercaya.

"Artinya jika kita membeli barang A ya kita harus membayar sesuai dengan harga yang tertera tanpa mengurangi atau menambahi," tulisnya.

Memang terkadang ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan harapan, tapi jika kita sudah terlanjur membeli ya kita harus tetap membayarnya. (Baca selengkapnya)

3. Begini Tips Belanja Online Ramah Lingkungan

Di era digital ini, menurut Kompasianer Nada Heppy, berbelanja secara daring menjadi pilihan terbaik jika dilihat dari perilaku kita yang sangat menginginkan kepraktisan.

Berbagai macam barang atau kebutuhan sehari-hari dapat ditemukan melalui online.

Melihat kebiasaan orang yang mulai bergeser dari berbelanja dengan mendatangi toko langsung dengan online, Kompasianer Nada Heppy agar kegiatan tersebut tetap ramah lingkungan.

Mendaur ulang sampah pembungkus, misalnya, karena pembungkus yang bekas kita gunakan menjadi yang lebih bermanfaat.

"Sebelum membuka paket, pastikan untuk memotong pembungkus dengan benar agar tidak merusak bagian yang mungkin dapat didaur ulang," tulis Kompasianer Nada Heppy, menyarankan. (Baca selengkapnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com