Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak 2008, Pemerintah Sudah Terbitkan Sukuk Hampir Rp 2.000 Triliun

Kompas.com - 15/07/2021, 11:22 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sudah menerbitkan sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar Rp 1.810,02 triliun hingga Juni 2021.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, jumlah itu merupakan akumulasi dari penerbitan SBSN sejak tahun 2008 silam. Totalnya setara 124,49 miliar dollar AS.

"Outstanding pada Juli 2021 adalah mencapai Rp 1.075,83 triliun atau ekuivalen 73,99 miliar dollar AS. Ini merepresentasikan 19 persen dari total outstanding SBN secara keseluruhan," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Internasional KNEKS secara daring, Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Lelang Sukuk Negara, Pemerintah Kantongi Rp 12,5 Triliun

Sri Mulyani menyebut, sukuk menjadi salah satu instrumen pembiayaan yang jumlahnya signifikan. Sukuk negara menjadi instrumen yang sangat stabil dan dipercaya oleh investor dalam hingga luar negeri.

Tak heran, volume sukuk yang semula hanya Rp 4,7 triliun pada tahun 2008 telah mencapai Rp 360 T tahun 2020. Bila dibandingkan dengan penerbitan SBN, sukuk negara berkontribusi 20-30 persen dari penerbitan SBN setiap tahun.

"Jadi sukuk negara berperan menciptakan pendalaman pasar, memperluas basis investor dan menciptakan edukasi dan investasi yang aman. Dari tahun ke tahun sukuk negara terus berkembang dan terus memainkan peranan yang penting dalam pembiayaan APBN," ungkap Sri Mulyani.

Lebih lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan, pihaknya bakal terus mengembangkan pendalaman pasar, termasuk dengan instrumen sukuk.

Pasalnya, aset sukuk korporasi dan reksa dana syariah masih rendah. Pada tanggal 25 Juni, posisi outstanding sukuk korporasi hanya mencapai Rp 32,54 triliun dengan market share sebesar 7,44 persen.

Baca juga: Garuda Indonesia Kembali Tunda Bayar Bunga Utang Sukuk Global

Begitu pula dengan reksa dana syariah yang nilai nominalnya Rp 39,75 triliun dengan market share sekitar 7,28 persen.

"Komitmen pemerintah sangat kuat untuk mengembangkan pasar modal syariah dengan meningkatkan kedalaman dan likuiditas sektor keuangan syariah. Penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara merupakan salah satu manifestasinya," pungkas Ani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com