Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

Mencari Solusi Terbaik Untuk Penerbangan Nasional

Kompas.com - 23/07/2021, 13:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun demikian Dr. Prita juga memberikan rekomendasi dan kesimpulan bagi industri penerbangan nasional yaitu perlu memperkuat dukungan dan peran asosiasi industri dalam mendukung industri penerbangan sehingga kajian serupa juga perlu dilakukan bagi sektor industri lainnyaagar dapat saling mendukung satu sama lain.

Industri penerbangan juga memerlukan regulasi yang menyentuh bisnis penerbangan secara langsung sehingga dapat mendukung pemulihan ekonomi sektor penerbangan.

Juga perlu memperkuat kerjasama antara sektor industri penerbangan, pemerintah, ahli kesehatan untuk mewujudkan pulihnya sektor industri penerbangan di Indonesia.

Dr. Prita juga memberikan gambaran kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah negara tetangga terkait industri penerbangannya. Di antara kebijakan dari pemerintah Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Korea Selatan, Jepang, China dan Australia.

Secara garis besar, pemerintah dari negara-negara tetangga tersebut memberikan perhatian yang cukup besar pada sektor penerbangannya karena mengetahui dampak yang cukup besar dari penerbangan yang dapat mempengaruhi industri lainnya.

Indonesia bisa melakukan benchmarking dari negara-negara tetangga tersebut, namun tentunya tetap harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi di dalam negeri karena kondisi dan situasi antar negara tidak selalu sama.

No zero covid

Ada yang menarik dari kebijakan-kebijakan negara tetangga tersebut. Seperti misalnya yang sedang digagas oleh Singapura yaitu untuk berdamai dengan Covid-19. Hal ini dilatarbelakangi kemungkinan bahwa virus Covid-19 tidak akan hilang dari muka bumi atau no zero covid.

Baca juga: INACA Prediksi Industri Penerbangan Mulai Pulih pada 2022

 

Untuk itu diperlukan kebijakan yang lebih kompromistis dibanding berperang frontal dengan pandemi ini. Singapura berniat mengubah covid-19 dari situasi pendemi menjadi endemi. Artinya, covid-19 akan dianggap sebagai penyakit flu biasa.

Apakah kebijakan seperti itu bisa diterapkan di Indonesia? Tentu diperlukan pengkajian yang lebih lanjut dan lebih komprehensif, disesuaikan dengan situasi dan kondisi Indonesia.

Diperlukan persiapan-persiapan yang lebih matang dan lebih masif terkait sumber daya sistem, manusia, infrastruktur dan lainnya. Juga perlu dipikirkan keuntungan dan kerugian secara komprehensif.

Bagi dunia penerbangan, kebijakan tersebut secara teori memang dapat dilaksanakan. Karena sektor penerbangan sudah terbiasa dengan peraturan yang ketat dan pemenuhan peraturan yang sangat tinggi.

Namun demikian karena ini terkait masalah kesehatan, tentu juga harus melibatkan pihak lain. Apalagi yang dihadapi adalah musuh yang tidak terlihat oleh mata telanjang, yaitu virus.

Memang selalu ada peluang di dalam kondisi yang sangat parah sekalipun. Masih terbuka banyak kesempatan, peluang dan solusi asalkan kita mau bersungguh-sungguh, berkolaborasi, membuka pemikiran untuk menerima masukan-masukan yang paling liar sekalipun namun tetap masuk akal.

Di samping itu juga diperlukan implementasi di lapangan secepatnya. Memang soal implementasi bukan perkara mudah, diperlukan kolaborasi dan saling pengertian antar pihak terkait dan tentu saja kepemimpinan dari regulator.

Kami dari Inaca siap membantu regulator dalam mencari solusi terbaik untuk penerbangan nasional. Dan saya kira, semua stakeholder di industri penerbangan dan industri terkait juga akan siap sedia untuk saling membantu dan berkolaborasi mencari solusi terbaik bagi kita semua.

Salam

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com