Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Pemda Enggak Perlu Tutup-tutupi Data Kasus Covid-19

Kompas.com - 13/08/2021, 21:09 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah daerah (pemda) terbuka terkait data mengenai kasus Covid-19 di daerahnya. Hal ini untuk bisa menyikapi kebijakan yang tepat guna menekan penularan.

Hal itu disampaikan Luhut saat dirinya meninjau langsung beberapa fasilitas isolasi terpusat (isoter), sentra vaksinasi dan berdialog dengan masyarakat di kawasan Kota Malang dan Kota Batu, Jawa Timur pada hari ini Jumat (13/8/2021).

Ia menjelaskan, dengan semakin masifnya upaya pemerintah untuk melakukan proses 3T atau testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (pengobatan), vaksinasi, fasilitas isoter, serta pengadaan peralatan pengobatan, maka Pemda diminta tidak menutup-nutupi data terkait Covid-19.

Baca juga: Holding BUMN Jasa Survei Dorong UMKM Nasional Tingkatkan Daya Saing

"Saya titip kepada pemda enggak perlu ada angka-angka yang ditutupi. Biar saja dibuka, itu masalah kita rame-rame kok. Enggak ada yang salah, yang salah kalau kita tutupi, kalau kita patuh dengan protokol itu pasti (angka kasus aktif) turun," ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (13/8/2021).

Luhut menilai, pandemi Covid-19 bisa diatasi jika adanya kerja sama setiap pihak, tak terkecuali pemda dan masyarakat. Ia mencontohkan, seperti upaya pemerintah untuk mengkarantina penderita Covid-19 di fasilitas isolasi terpusat (isoter) Buleleng, Bali sehingga wilayah tersebut relatif aman.

"Jadi jangan khawatir mengenai angka (kasus aktif), biar saja tinggi, nanti kalau sudah kita obati pasti turun," kata dia.

Menurutnya, alasan perlunya penderita Covid-19 dirawat di fasilitas isoter karena untuk kasus dengan gejala sedang hingga berat bila ditangani di rumah bisa berakibat fatal. Sedangkan, di fasilitas isoter dokter, perawat, tenaga kesehatan (nakes) lainnya hingga obat-obatan tersedia secara gratis.

Baca juga: Pemerintah Tak Lagi Tempatkan Dana PEN di BRI, Mandiri, dan BNI

Maka dengan adanya fasilitas isoter orang yang terpapar Covid-19 bisa sedini mungkin ditangani, sehingga tak menularkan ke keluarga lainnya yang sehat karena telah dipisahkan semetara waktu untuk pemulihan.

"Kalau di rumah kan obatnya belum tentu ada, dokter enggak ada, nakes enggak ada, pengukur saturasi oksigen tidak ada," ujar Koordinator PPKM Jawa-Bali itu.

Di sisi lain, ia mengingatkan, bahwa kebanyakan pasien Covid-19 yang mengalami gejala berat hingga akhirnya meninggal adalah yang belum menerima vaksin. Sehingga, Luhut menekankan, pentingnya masyarakat untuk menerima vaksin Covid-19.

Oleh sebab itu, Luhut meminta dengan sangat kepada masyarakat agar apabila telah terjangkit Covid-19 segera masuk ke fasilitas isoter. Selain itu, ia meminta pula untuk masyarakat bisa mematuhi semua kebijakan pemerintah demi menangani pandemi Covid-19.

"Jadi saya mohon bapak-ibu sampaikan ke keluarganya melalui WhatsApp, kalau saya sudah sampaikan bahwa kalau kena, tidak perlu malu, masuk saja di isoter," pungkasnya.

Baca juga: Luhut: Bali 91 Persen Sudah Vaksin, tapi Kasus Covid-19 Belum Juga Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com