Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Mandiri Proyeksi Kredit Perbankan Tahun ini Hanya Tumbuh 3-4 Persen

Kompas.com - 09/09/2021, 13:19 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memprediksi, pertumbuhan kredit perbankan nasional hingga akhir 2021 lebih rendah dari proyeksi pada awal tahun ini.

Ini selaras dengan koreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi RI.

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, perseroan memproyeksikan hingga akhir 2021, pertumbuhan kredit perbankan tumbuh pada rentang 3 persen sampai 4 persen.

Baca juga: Rincian Limit Transfer Bank Mandiri Berdasarkan Jenis Kartunya

Proyeksi tersebut lebih rendah dari proyeksi yang dipaparkan Bank Mandiri pada awal tahun ini, yakni sebesar 5 persen, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,4 persen.

“Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 3,69 persen, kami melihat pertumbuhan kredit akan membaik sekitar 3-4 persen, setelah terkontraksi 2,4 persen pada tahun 2020 lalu,” kata Panji dalam paparannya secara virtual, Kamis (9/9/2021).

Bank dengan kode emiten BMRI itu melakukan penyesuaian proyeksi pertumbuhan ekonomi, selaras dengan adanya potensi perlambatan pemulihan ekonomi nasional pada kuartal III 2021.

Pasalnya, pada periode tersebut, terdapat ketentuan pembatasan pergerakan yang ketat, yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dan berbasiskan level sejak Juli lalu.

“Penerapan PPKM berpotensi berdampak pada penurunan signifikan konsumsi masyarakat akibat terbatasnya mobilitas,” ujar Panji.

Baca juga: Bank Mandiri Proyeksi Restrukturisasi Kredit Bakal Terus Turun

Meskipun laju pertumbuhan ekonomi berpotensi mengalami perlambatan, kredit perbankan masih mampu tumbuh positif, ditopang oleh sejumlah kebijakan moneter pemerintah, di antaranya mempertahankan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di level terendah sepanjang sejarah, yakni 3,5 persen.

Tercatat pada Juli 2021, kredit perbankan masih mampu tumbuh 0,5 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Sementara secara year to date atau sejak Januari hingga Juli 2021, kredit perbankan masih tumbuh 1,5 persen.

Di sisi lain, dana pihak ketiga perbankan terus tumbuh tinggi, sebesar 10,4 persen yoy pada bulan Juli 2021.

“DPK perbankan sepanjang kuartal II 2021 secara nominal mengalami peningkatan cukup tinggi, mencapai Rp 162 triliun atau tumbuh 2,4 persen secara kuartal ke kuartal (quarter to quarter/qtq),” kata Panji.

Baca juga: Bank Mandiri Sudah Salurkan Bantuan Subsidi Gaji Rp 800 Miliar

Tingginya pertumbuhan DPK mendorong terjaganya likuiditas perbankan. Ini terlihat dari rasio loan to deposit (LDR) yang terjaga rendah sebesar 80 persen per Juli 2021, level terendah selama 9 tahun terakhir.

“Kami optimis bahwa intermediasi perbankan secara perlahan akan terus membaik, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional,” ucap Panji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com