JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali mengungkapkan, terdapat 10 bidang usaha bergerak yang berubah permanen setelah munculnya pandemi Covid-19.
Padahal, sebelum pandemi, regulator dan pemangku kepentingan tidak melihat bahkan menyangkal dan mempersulit kedatangan inovasi-inovasi disruptif.
Lewat krisis ini, dunia usaha hingga regulator lebih membuka mata.
Baca juga: Pekerjaan Seksi di Saat Pandemi, Gaji Bisa sampai Rp 20 Juta
"Pandemi ini meluluhkan para penyangkal disrupsi digital," kata Rhenald dalam siaran pers, Rabu (15/9/2021).
Adapun 10 bidang usaha yang berubah permanen, yakni kuliner, pendidikan, hiburan, donasi, sosial, alat pembayaran, logistik, fashion, periklanan, media, dan sektor perumahan.
Semula, profesi-profesi seperti dokter, ahli farmasi, perbankan, dosen, dan ahli statistik yang sulit beradaptasi dan berubah haluan.
Kini profesi itu langsung menyesuaikan diri selama pandemi Covid-19.
"Kini semua pengusaha secara voluntary melakukan shifting ke layanan digital," ucap Rhenald.
Baca juga: Jangan Sampai Keliru, Ini Beda CV dan Resume Untuk Lamar Pekerjaan
Salah satu contoh nyatanya terlihat dalam social crowd funding yang mulai diadopsi oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Dia menggandeng lembaga sosial Kitabisa.com untuk memobilisasi donasi publik pada korban-korban bencana.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.