Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Indonesia Bulan September Turun Jadi 16,23 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 15/10/2021, 12:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, impor Indonesia pada bulan September 2021 turun 2,67 persen secara bulanan (month to month/mtm) dengan capaian 16,23 miliar dollar AS.

Penurunan tersebut berasal dari komoditas migas -8,90 persen (mtm), dan komoditas non migas -1,80 persen. Meski secara tahunan (year on year/yoy), impor ini masih meningkat 40,31 persen.

"Secara kumulatif, impor migas sepanjang Januari-September meningkat 34,27 persen, sementara non migas meningkat 31,07 persen. Share impor non migas secara kumulatif masih dari mesin atau peralatan mekanis," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (15/10/2021).

Baca juga: Turun Tipis, Ekspor Indonesia Capai 20,60 Miliar Dollar AS pada September

Menurut penggunaan barang, seluruh komponen impor mengalami penurunan, naik barang konsumsi, bahan baku/penolong, maupun barang modal. Berdasarkan data BPS, barang konsumsi -5,28 persen (mtm), bahan baku/penolong -2,27 persen (mtm), dan barang modal -2,66 persen.

Dirinci lebih lanjut, impor barang konsumsi pada bulan September 2021 ini sebesar 1,79 miliar dollar AS, bahan baku/penolong 12,09 miliar dollar AS, dan barang modal 2,35 miliar dollar AS.

Namun secara tahunan, seluruh komponen mengalami peningkatan impor, masing-masing 59,66 persen (barang konsumsi), 45,46 persen (bahan baku/penolong), dan 10,07 persen (barang modal).

"Struktur impor menurut penggunaan barang adalah 74,51 persen berasal bahan baku atau penolong. Sedangkan barang modal 14,47 persen, dan barang konsumsi 11,02 persen," ucap Margo.

Menurut golongan barang, kenaikan impor tertinggi berasal dari bahan bakar mineral dengan total impor mencapai 276,7 juta dollar AS, kemudian diikuti mesin mekanik dan bagiannya, barang dan besi dan baja, logam mulia, serta pupuk.

Baca juga: Komoditas Impor Indonesia yang Merupakan Bahan Baku Penolong

Sementara menurut negara, impor terbesar berasal dari Ukraina sebesar 139,9 juta dollar AS, kemudian Australia senilai 87,5 juta dollar Aas, Jepang 78 juta dollar AS, dan Italia 72,3 juta dollar AS.

"Impor yang turun itu dari China senilai 518,2 juta dollar AS, India turun 148,8 juta dollar AS, dan Korea Selatan, Brazil dan Finlandia. Dari China yang turun itu mesin dan peralatan elektrik dan bagiannya, produk kimia, serta buah-buahan," beber Margo.

Meski demikian, impor Indonesia tidak berubah. Pangsa impor yang terbesar tetap berasal dari China dengan share 30,89 persen dari total impor atau 44 miliar dollar AS. Selain China, pangsa impor selanjutnya adalah Jepang dan Thailand.

"Komoditas impor dari China adalah mesin mekanis serta mesin dan perlengkapan elektronik. Sedangkan dari Jepang senilai 1,40 miliar dollar AS dengan share 9,75 persen, adapun Thailand 0,80 miliar dollar AS dengan share 5,94 persen," pungkas Margo.

Baca juga: Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Surplus, Kali Ini 4,37 Miliar Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com