Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Jenis Kejahatan Siber yang Kerap Muncul di Festival Harbolnas

Kompas.com - 01/11/2021, 16:00 WIB
Elsa Catriana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Associate VP Information Security Blibli Ricky Setiadi membeberkan ada berbagai jenis serangan yang dilakukan oleh para peretas ketika moment festival e-commerce belanja nasional seperti 10.10 atau 11.11 berlangsung.

"Yang paling banyak diserang itu adalah social engineering. Kejahatan ini dilakukan melalui phishing email, SMS ataupun WhatsApp," ujarnya saat diskusi Bulan Inklusi Keuangan 2021 secara virtual, Senin (1/11/2021).

Dia menjelaskan phishing ini nantinya akan mengarahkan konsumen ke suatu website yang dibuat mirip seperti platform lainnya.

Baca juga: Riset Nielsen: Transaksi Harbolnas 2020 Capai Rp 11,6 Triliun

"Misalnya kalau Blibli nanti websitenya itu dibuat mirip banget seperti Bl1bi atau D4na, itu kan mirip. Itu dikasih ke pengguna untuk diklik yang nantinya akan membuat pengguna rugi," jelas Ricky.

Lalu jenis serangan yang kedua adalah pengambilalihan akun atau take over akun yang membuat para pengguna platform e-commerce tidak bisa mengikuti festival belanja.

Kejahatan cyber ketiga adalah bot herder. Dia menjelaskan, bot herder skemanya dikendalikan oleh satu orang yang menjalankan beberapa robot untuk melakukan tindakan kejahatan.

"Ketika ada promo fesival, mereka pakai bot herder untuk memonopoli pemesanan, para pengguna atau konsumen lain otomatis tidak bisa mendapatkan jatah kuotanya kan. Sementara masyarakat lain pun jadi curiga, jangan-jangan promonya palsu karena enggak dapat," papar Ricky.

"Efeknya apa? Efeknya reputasi dari perusahaan yang menyediakan promo itu pun jadi terganggu. Orang jadi enggak percaya lagi sama promonya," sambung Riki.

Baca juga: Kejahatan Siber Meningkat, Nasabah Bank Harus Lebih Hati-hati

Hal senada juga disampaikan oleh VP of Information Security DANA Andri Purnomo. Dia bilang kejahatan yang paling banyak ditemukan dan yang paling menjadi target besar adalah account take over dan bot herder.

"Apalagi bot herder itu, itu kalau kami lihat dibuat sama anak bangsa juga, mereka kreatif-kreatif sebenarnya cuma dipakai untuk cyner. Kalau lihat IPnya atau aktivitas itu di lokal kita sendiri," kata Andri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com