KOMPAS.com - Siapa yang sangka bahwa warung "Sayuran Mama Thina" yang berada di Pasar Tradisional Hartaco, Parang Tambung, Kota Makassar dimiliki oleh wanita muda berusia 24 tahun yang dulunya bekerja sebagai salah satu karyawan kafe di Makassar.
Ialah Kathrina atau akrab dipanggil Thina. Anak pertama dari dua bersaudara ini memutuskan untuk banting setir pada 2017. Ia yang tadinya karyawan, kemudian menggantikan orangtuanya yang sudah tidak lagi bisa menjalankan usaha. Bisnis sayuran lebih dulu dirintis mereka.
“Awalnya sempat malu dan gengsi karena sering bertemu dengan mantan rekan kerja saat berjualan. Ditambah lagi, mayoritas penjual di pasar merupakan ibu-ibu,” ujar Thina.
Namun, niatnya membantu orangtua mematahkan gengsi tersebut.
“Selama pekerjaan yang dijalani benar dan halal, kenapa harus malu?” pikirnya kemudian.
Setiap harinya, Thina menjual berbagai jenis sayuran yang dipasok langsung dari petani di Kabupaten Gowa.
Tak hanya sayur, Thina juga menjual berbagai kebutuhan pokok seperti beras, gula, kopi dan kebutuhan dapur lainnya.
Meski cara pemasaran barang dagangannya masih konvensional, yakni dari mulut ke mulut, Thina mampu mengeruk pendapatan hingga jutaan rupiah dalam waktu satu bulan.
Sayangnya, kondisi pandemi yang kini masih melanda dunia, termasuk Indonesia, turut berdampak bagi warung Thina.
Melihat kondisi tersebut, Thina memutar otak mencari solusi. Ia kemudian memanfaatkan teknologi untuk mendukung penjualannya. Platform digital seperti Grab pun ia pakai untuk keberlangsungan usahanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.